Tuesday, December 17, 2013

Belajar Dari Siapa Saja Part Ke Sekian

Assalamu'alaikum......semoga anda sehat wal 'afiat.

Kali ini saya ingin bercerita tentang salah satu pengalaman PPL yang sangat bebekas dan menyayat hati saya. (Dueile bahasanya, mulai lebay). Well, ini adalah sebuah pengalaman yang wajib saya bagi kepada teman-teman agar kita bisa sama-sama belajar dan introspeksi....:D

Bismillahirrahmanirrahim.....
Di pagi sabtu yang tidak cerah, dingin dan hampir turun hujan, saya sudah bersiap-siap mengeluarkan motor hendak ke sekolah. Jarak rumah saya sangat dekat dari sekolah, hanya memakan waktu 3 menit untuk sampai ke sekolah menggunakan motor. Sesampai di gerbang sekolah, masih di atas motor, tiba-tiba seorang anak setengah merajuk, kesal, dan menjerit ke arah saya. "Ibuuuuuk, ngak ada sekolah, kek mana ni?". Saya pun kontan berhenti dan bingung, "Hah?? maksudnya??"
Ternyata setelah meletakkan motor dan tanya sana sini, hari ini tidak ada sekolah untuk anak kelas 1 dan 2 karena anak kelas 3 try out UAN, sehingga semua kelas terpakai. Saya pun paham kini. 

Terlihatlah seorang murid yang tadi memberitahu saya dan seorang temannya yang bertubuh kecil berdiri di gerbang sekolah. Saya menanyakan apakah mereka juga tidak tahu seperti saya, bahwa hari ini tidak ada sekolah. mereka mengatakan bahwa mereka tidak tahu. Mereka meminta saya menghubungi orang tua mereka untuk di jemput, seorang yang meneriaki saya akan dijemput oleh ibunya. seorang lagi yang bertubuh kecil diminta ibunya pulang sendiri karena tidak ada kendaraan untuk menjemput. Setelah saya tanyakan rumahnya tidak jauh dari sekolah jika naik motor, namun jauh jika harus berjalan kaki. saya memutuskan untuk mengantar anak yang bertubuh kecil setelah menunggu yang satunya lagi di jemput. Si anak bertubuh kecil, sebut saja Kiki, menolak untuk diantarkan. namun saya berkeras, karena dia terlihat ragu apakah akan pulang jalan kaki, karena jika naik kendaraan umum, sangat tanggung, jarak sekolah hingga perhentian kendaraan umum cukup jauh dan hampir sama saja dengan berjalan kaki sedikit lagi hingga sampai ke rumah. Saya pun memaksanya agar mau di antar. Akhirnya dia bersedia. 

Bahasa Inggris??


Assalamu'alaikuuuuum....... :D

Glad to meet you again!!


Well,  ngomong-ngomong masalah Bahasa Inggris, dulu pelajaran yang paling tidak saya suka adalah bahasa Inggris. Karena saya tidak pandai dalam pelajaran yang satu ini. Nilai saya sering jelek. Sejak MIN kelas 6 kami mulai diajarkan English mulai dari alfabet dan angka. Saya termasuk yang lama sekali bisa. Masuk MTsN, di kelas 1 guru English saya adalah guru yang hobi bercerita, jadi kalau si ibu udah mulai cerita maka belajar pun cuma sedikit, dan sayapun senaaang....hahahha. karena dari itu saya jadi tidak kentara sekali begonya...wong belajarnya cuma 30 menitan, dikasi catatan abis deh 30 menit. Sisanya ceritaaaaa....:p
Saat ujian, mulailah kelihatan nilai bahasa inggris saya jeblok banget. Si ibu malah sengaja manggil saya dan menanyakan kenapa bisa jelek nilai ujiannya padahal sehari-hari lumayan. Well, saya cuma bisa nyengir sambil bilang bahwa ujiannya sulit bagi saya. Karena nilai pelajaran yang lain cukup baik saya pun masi dapat rangking yang lumayan.

Saat itu, orang tua saya memutuskan memasukkan anak-anaknya ke les bahasa Inggris karena ketidakbisaan orang tua akan bahasa inggris jangan sampai terulang  pada anaknya. Ayah dan ibu saya bukan tipe-tipe yang peduli sekali akan nilai. Jadi tidak ada hubungan sama sekali dengan nilai sekolah.

Saat kelas 2 saya mulai sedikit bisa bahasa inggris akibat les. Saya mulai paham ternyata kelemahan saya adalah di writing (terutama spelling) dan speaking. Kalau urusan reading dan grammar saya mah tok cer setelah les. Akibat kelemahan spelling saya juga jadi terkendala di isian teks rumpang listening. Saya sering keliru menulisnya walau saya tahu kata yang diucapkan. Nilai bahasa inggris kelas 2 saya cuma cukup pas-pasan untuk berhasil naik kelas.

Kelas 3, saya mulai menyukai bahasa inggris. Gurunya menarik dan sangat aktif berbicara bahasa inggris. Dan hei! Ternyata saya dapat memahami dengan baik. Listening teks rumpang bukanlah segalanya. Listeng for someone speaking and understand it is another point of my ability. The teacher know me best because I always listen to him and responded although I am not an excellent student in his class. Well, I started to fall in love with English. Les saya terus berjalan. Ini pun merupakan another plus point yang membuat saya semakin suka dengan bahasa inggris. Ternyata bahasa inggris tidak sulit, saya hanya kurang belajar menerima kekurangan saya di bidang speaking and writing...dan saya malu akan hal tersebut....just as simple as that. Saat itu saya tidak paham bahwa bahasa inggris punya 4 skills that not everyone can master in those skills in one time. Or sometimes just mastering one is enough. I just don't understand that.

Saat SMA, guru saya sangat menarik...saya jadi cukup suka dengan bahasa inggris. Teman sebangku saya pintar bahasa inggris terutama speaking and writing. Dia mengajak saya practice dan membantu saya dalam menulis. Hingga kelas 3 saya suka sekali reading dan listening dalam hal bahasa inggris.

Hingga saat kuliah saya memutuskan untuk mengambil jurusan bahasa Inggris di TEN IAIN Ar Raniry. Karena jurusan favorite saat itu adalah jurusan bahasa Inggris. Setelah alhamdulillah lulus tes, sayapun kuliah di TEN.


Saat kuliah, bahasa Inggris menjadi jauh lebuh menarik. Dosen-dosennya luar bisa dan menarik. Selain itu hobi saya adalah membaca, jadi segala sesuatu hal kesukaan saya biasanya sangat banyak di provide dalam bahasa Inggris jadilah hal ini mengasah kemampuan reading saya.

Setahun kuliah di TEN saya memutuskan untuk mengambil lagi kuliah di jurusan Psikologi Unsyiah. Akhirnya saya lulus dan menjadi mahasiswa di prodi Psikologi Unsyiah. Dan disinilah kemampuan bahasa Inggris yang saya dapat di TEN diasah. Hampir semua materi di psikologi memiliki referensi bahasa Inggris. Sedikit sekali referensi bahasa Indonesia yang tersedia. Jadilah saya lebih sering reading bahasa Inggris di kuliah psikologi.

Saat semester awal perkuliahan, televisi di rumah saya mulai bisa menangkap siaran NHK world. Ini merupakan siaran tv internasional Jepang yang disajikan dalam bahasa Inggris. Berhubung saya freak sekali dengan Jepang, jadilah setiap hari dan setiap waktu luang saya habiskan dengan menatapi layar TV dengan program-program yang disajjkan NHK world. Hal ini terus berjalan selama 3 tahun lamanya. Karena hal ini saya jadi amat terbiasa mendengarkan bahasa Inggris. Ini sangat membantu peningkatan kemampuan listening saya.

Selain menonton untuk melatih listening, sekarang saya juga sudah tidak lagi menggunakan subtitle bahasa Indonesia, film apapun yang saya tonton softcopinya saya usahakan sub Englishnya. Terutama drama Jepang, Korea apalagi Barat. Jadi jika teman-teman saya minta drama pasti subnya English. Saya tidak mau mendonlot sub Indonesia agar teman-teman saya juga ikut menonton dengan sub English. Biar sama-sama belajar. Hal ini sudah berlangsung sekitar 3 tahun. Semua tidak instan, awalnya juga sulit dan harus pause untuk mengecek kosa kata sulit. Namun lama-kelamaan tidak lagi. Semua butuh waktu.

Well, jika sekarang ditanya apakah saya suka bahasa Inggris??  Jawabannya sukaaaa. Ternyata proses menyukai dan bisa itu benar-benar memakan waktu yang sangat lama. Jika ditanya apakah saya pintar bahasa Inggris??  Jawabannya tidaaak...masi jauh dari kata pintar. Saya hanya lumayan bisa di bidang reading and listening. Sisanya biasa saya. Bahkan untuk urusan speaking dan writing masih terbilang sangat buruk. Saya masi harus banyak belajar.

Jika ditanya bagaimana caranya? maka saya akan menjawab, terus berkecimpung di dalam bahasa Inggris, apapun bentuknya. Lebih baik lagi jika menyangkut dengan hal yang kita sukai, kemudian dikaitkan dengan bahasa Inggris. InsyaAllah akan cepat cinta dan bisa. Jika sekarang masih jauh dari kata cinta dan bisa maka jangan putus asa. Terus belajar. Semangat!!

*Salam Belajar Bahasa Inggris..... :D

Monday, October 28, 2013

PPL

Assalamu'alaikum.....ogenki desuka? (Apa kabar?) Hope all the best for you all guys.
Tepat tgl 22 oktober 2013 lalu....Hari-hari PPL dimulai!!

Ya! Saya sudah memasuki masa PPL. Saya memilih PPL di salah satu SMPN di dekat rumah saya. Serasa aneh dan sedikit canggung karena harus kembali ke sekolah setelah 5 tahun tidak berada di lingkungan sekolah. Tidak banyak perubahan signifikan dalam kegiatan harian saya, karena saya belum mulai mengajar. Untuk minggu pertama saya hanya baru bertugas piket dan menggantikan guru. Masih masa observasi. Setelah seminggu nanti barulah saya mulai mengajar. Beberapa kali saya masuk ke kelas hanya untuk mengobservasi dan menjaga anak-anak agar tidak ribut saat mengerjakan tugas yang diberikan.

Dan subhanallah anak-anak smp ini. Ributnya mengalahi keriuhan pasar. Padahal 1 kelas hanya berjumlah 28 siswa tapi ributnya minta ampuuuun. Suara saya yg notabene besar sehari-hari saja kalah dengan mereka. Teriakan saya dianggap angin lalu. Tidak mempan. Mereka yang meranjak remaja cenderung kritis dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Semua dikomentari yang berakhir dengan keriuhan. Semua ditanyakan semua harus dijelaskan sejelas-jelasnya hingga mereka puas.

Anak-anak ini sebenarnya lucu-lucu dan aktif sehingga menyenangkan mengahabiskan waktu bersama mereka. Namun diluar jam masuk kelas, daya merasa sedikit bosan, karena sisanya jam piket atau jam kosong yg membuat saya hanya duduk di ruang PPL yang merangkap ruang UKS.
Saya tahu bahwa ini sementara. Seharusnya saya menikmati masa-masa ini. Karena tidak lama lagi saya akan dilanda kesibukan yang luar biasa.

Wish me luck yaaaa....^_^

*salam olahraga....
Lhooo??
*kebanyakan gaul sama anak smp yg hobi salam olahraga...hiihihhih

Friday, August 23, 2013

Menyontek

Beberapa waktu yang lalu, terdengar kabar bahwa paket soal Ujian Akhir Nasional (UAN) akan ditambah menjadi 20 paket. Sudah pasti semua orang dengan profesi apapun akan ribut. Sekolah-sekolah melakukan pengajian bersama, tidak sedikit yang melakukan demo dan menentang adanya UAN, dan hal-hal ajaib lainnya. Satu hal yang menarik perhatian saya hingga akhirnya post ini ditulis adalah: salah satu teman facebok saya (lupa siapa namanya) menshare sebuah foto anak-anak sekolah yang sedang mengerjakan soal ujian, di dalam foto tersebut tertulis tentang bertambahnya paket soal ujian. Saat menshare foto ini ia menulis sebuah kalimat yang menurut saya terdapat pengakuan secara tidak langsung, isi tulisannya kurang lebih bermakna bahwa ia bersyukur saat ia ujian dulu, paket soal tidak sebanyak itu. Seingat saya, saat saya UAN MAN terdapat dua paket soal, mungkin pada masa adik ini paketnya bisa edisi 4 paket atau edisi 6 paket, saya kurang tau.

Yang menggelitik saya adalah kata-kata yang ia tuliskan, ia bersyukur akan paket yang sedikit. Secara korelasi, tidak ada hubungan antara jumlah paket dengan besarnya peluang ia lulus UAN. Setiap paket soal UAN dibuat dengan taraf kesulitan dan jenis yang sama, hanya dengan sedikit variasi angka, subjek, pilihan jawaban, dll. atau, hanya ditukar-tukar nomor soalnya. Hal ini saya ketahui dari Tim pembuat soal UAN. Jadi jika ia memang punya kemampuan yang cukup untuk lulus, maka ia akan dapat menjawab soal-soal UAN tersebut, paket manapun yang ia dapat bukan masalah.

Tapi lain ceritanya jika terjadi penyimpangan, misalnya: menyontek, soal yang bocor, tersebarnya kunci jawaban, dll. Maka akan ada korelasi antara jumlah paket soal dengan besarnya peluang lulus UAN. Mengapa? Karena jika ia menyontek, maka orang yang dia contek atau mintai jawabannya belum tentu sepaket dengan dia. Jika soalnya bocor, maka belum tentu soal yang ia dapat adalah soal yang bocor, kalaupun benar soal yang sama, maka ada 20 paket yang harus ia selesaikan. Jika tersebar kunci jawaban, maka akan banyak sekali kunci jawaban yang beredar, belum tentu semua paket ia punya kunci jawabannya. Semakin banyak paket semakin kecil peluang keberhasilan melakukan kecurangan.



Tuesday, August 13, 2013

Sebuah Paragraf....

Yaaa.....sebuah paragraf yang mampu membuat saya sontak bangun, terduduk tegak sambil membaca kembali paragraf itu. Well, saya terbiasa membaca sambil tiduran yang tidak sehat, jangan ditiru! Kebiasaan ini tidak baik, dan hanya bagian-bagian bacaan tertentu yang mampu membuat saya bangkit duduk tegak dan membaca sisa tulisan/buku/novel dengan posisi terduduk dengan kepala tertekuk. Begitu selesai, saya sadar, leher saya sakit akibat duduk terlalu lama dengan posisi kepala tertekuk menatap lembar demi lembar hingga selesai. Hal ini jarang terjadi, kecuali untuk bagian-bagian terbaik, menegangkan, dan luar biasa dari sebuah buku. Bagian lain sisanya? tiduran!

Dan paragraf berikut membuat saya terduduk, padahal cerita keseluruhan dari salah satu cerpen buku "Madre" karya Dee ini biasa saja. Malah cerpen utama yang berjudul Madre jauh lebih menarik. Cerpen biasa saja ini berjudul "Have you Ever?" tapi sebuah paragraf darinya membuat saya bangkit dan ber- "Eeeeee?" panjang.
"Dua minggu yang lalu, sepucuk surat sepanjang tiga halaman sampai ke tanganku, diantarkan langsung oleh penulisnya. Seorang perempuan yang baru kukenal sebulan. Namanya Intan Cahaya. Semua orang memanggilnya Intan. Tapi aku refleks memanggilnya Cahaya. Ia bertanya alasannya. Jujur, kujawab "tidak tahu". Bagiku, dia Cahaya. Titik."
Akhir dari paragraf ini membuat saya de javu. Dan benar saja, bayangan saya kembali dimana saya membaca tulisan yang sama namun untuk nama yang berbeda, yup, nama saya. seseorang mengatakan hal yang hampir sama. Saat itu, saya merasa perkataan itu tidak berarti apa-apa bagi saya. Saya hanya berkomentar, "Orang pinter memang kelakuannya suka aneh-aneh". dan dijawab dengan satu kata, "Biarin". Hahahaha. Dia dengan mudahnya memanggil saya dengan nama berbeda. Ketika saya harus beradaptasi, dia sudah seperti menyebutnya bertahun-tahun tanpa canggung. Ckckckc.

Setelah membaca paragraf ini, I wonder, did he ever read this book? Maybe yes, maybe no. Hahahha....

Walaupun secara keseluruhan, cerita cerpen itu tidak ada mirip-miripnya sedikitpun dengan keadaan, kondisi atau cerita tokoh utamanya dengan kami, tapi paragraf itu jelas mirip sekali.

*Salam De Javu

Sunday, June 16, 2013

Yattaaa~~

Yattaaa~~~~
Alhamdulillah, finally the final was done. Even ini baru di satu tempat, dan di tempat lain menyusul. Musim final memang bukan hal mudah. Sebenarya bukan karena ujiannya yang sulit. Tapi di setiap final itu selalu disisipi, dibarengi, diboncengi dan ditempeli oleh tugas akhir. Sehingga belajar bukan lah segalanya dan satu-satunya. Tugas juga harus dikerjakan. Sangat mending kalau tugasnya diberikan jauh-jauh awal semester, ini malah di dekat ujian. Bukan hal mudah menyelesaikan tugas sekaligus puyeng kapan harus belajar dengan bahan yang seabrek-abrek. Saya personally akhirnya memilih mengerjakan tugas lebih utama, terakhir belajar. Saya memilih tutup mata, belajar seadanya dan yang menurut saya penting, sisanya hanya dibaca sekilas seraya membaca mantra semoga tidak keluar di ujian. Hehehe....:p

Belum lagi di semester yang sama dan di saat yang sama saya harus memikirkan RPP dan Mikro Teaching yang luar biasa sampe bisa bikin saya stress bukan kepalang. Hal kedua yang bikin pusing adalah proposal skripsi yang harus direvisi dan sudah ditagih dosennya. Ajib benar semester ini. Dua hal yang paling bikin stress seumur-umur saya kuliah dikumpul jadi satu semester. Hectic.

Dua makhluk ini cukup mengerikan. Saat terdesak dikerjakan, saya bisa muncul minimal 2 biji jerawat di muka dalam 1 malam, plus tidak pulas tidur. Teringat saat maju mikro bakal mengerjakan apa, selanjunya apa, dan seterusnya. Di saat yang sama ketika mnegerjakan RPP, terngiang suara doping, "bagaimana perkembangan proposalnya? sudah selesai bab 1-3 di revisi". AAAaaaahhh.....mimpi buruk. Ini menunjukkan tingkat stress saya yang luar biasa. seumur-umur 2 makhluk ini yang sukses buat saya jerawatan dan tidak nyenyak tidur.

Alhamdulillah final telah berakhir, tinggallah 2 makhluk yang bikin super stress itu. Saatnya fokus ngerjain proposal skripsi dan berusaha tidak grogi saat mikro. Bismillah.

*maaf ya....edisi buang sampah setelah ujian....:p

*salam mikro!!

Monday, April 29, 2013

CEREWET

Kata ini adalah kata yang paling tepat menggambarkan saya. Banyak sekali kejadian lucu terkait sifat saya yang satu ini. Mulai dari diskors diam selama 5 menit hingga do'a-do'a ajaib yang muncul karenanya. Sampai sekarang, jujur, saya belum bisa menghilangkan sifat ini. Saya berusaha, namun agaknya satu hari serasa seribu tahun lamanya, hingga saya awet cerewetnya setelah diam satu hari. Hihihihi.

Sangking cerewetnya, kawan-kawan yang sekaligus merangkap adik leting saya, mendo'akan saya dengan do'a yang beda dari yang lain. Mereka mendo'akan saya agar mendapatkan jodoh yang sabar dan tawakkal dan mampu tahan dan menerima kecerewetan saya. Dan lucunya lagi pake intonasi do'a ala si Baim " Ya Allah, bla...bla...bla...blaa.... ya Allah". Saya kontan ketawa ngakak sampe keluar air mata. Soalnya do'anya special sekali dan diaminkan oleh banyak orang. hahahahah...... :v

Karena sifat ini juga, saya terbiasa sekali (kalau ngak bisa disebut langganan), jadi sasaran warning diam, mulai dari guru, dosen, kawan, adik, kakak, dll. Biasanya setelah peringatan ini saya akan diam dan tidak bicara lagi. Walau ngak bakal bertahan lama. Si Cuex, adik leting plus teman kuliah saya, sudah biasa sekali mengeluarkan ekspresi si Haha (yang nonton Running Man pasti tau), kalau kena giliran saya ganggu dengan kecerewetan saya, sambil megang tengkuk belakang seolah nenek-nenek kena serangan darah tinggi....hihihiih....:p Bahkan di suatu hari saat dia presentasi di depan kelas, dia dengan refleks menjawab gumaman saya yang komen dengan entengnya dari bangku saya duduk. Ternyata dia dengar dan gemas jadi refleks menjawab. Sontak saya tertawa alih-alih mendengarkan jawabannya/pembelaannya.

Cerita-cerita ini dan banyak cerita lainnya mungkin merupakan cerita lucu dan menarik bagi saya, namun mungkin bagi banyak orang "korban kecerewetan" saya, ini mungkin cerita yang mengesalkan dan menjengkelkan. Untuk itu saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Jujur, saya tidak akan marah dan tidak pernah benar-benar marah dan memasukkan ke dalam hati apapun yang kalian ucapkan pada saya tentang kecerewetan saya ini. InsyaAllah.

Namun, kalau kalian tahu, sebenarnya ada sebuah "kata luar biasa" yang pernah terucap atau diucapkan seseorang yang benar-benar ampuh mendiamkan saya dalam waktu yang terlama sepanjang riwayat saya diam. Sangking dahsyatnya efek kata-kata ini, sehingga mampu meruntuhkan "dunia" saya. Saya jelas tidak marah, namun kata-kata ini seolah menyadarkan saya akan banyak hal. Kata-kata yang sebanyak apapun pembenaran dan berhusnudzannya saya terhadap kata ini, tetap tidak mampu menghalangi mata saya berkaca-kaca. Kata-kata yang setiap kali teringat, terdengar, terbaca, dalam konteks apapun selalu mampu meruntuhkan dunia saya. Kata-kata yang kapanpun mampu membuat mata saya berkaca-kaca dan tenggorokan seolah tersekat dan kekurangan oksigen. Sungguh kata-kata yang luar biasa. 

Semua penyakit ada obatnya, "kata luar biasa" itu mungkin adalah obat kecerewetan saya. Well, obat selalu pahit walau menyembuhkan. Jadi kalau anda ingin saya diam, sudah bisa coba-coba menebak kata apakah itu? Satu kata yang terdiri dari lima huruf.... :p


*Salam Tebak Kata..... ;D

Saturday, March 30, 2013

Musim Panas, Orkestra Jangkrik, dan Semangka

Malam-malam saya jadi semakin meriah karena ditemani orkestra jangrik. Tepat di samping kamar saya mereka konser. Seperti biasa, ini pertanda sedang musim panas. Panasnya luar biasa. Sampai membuat saya menenteng kipas kemana-mana.... :D

Sebagian orang memilih terus mengeluh, sebagian lainnya diam saja, sedikit sisanya bersyukur atas nikmat panas ini. Saya, salah satu orang yang cenderung mengeluh. Tapi, kemudian saya disadarkan bahwa musim panas adalah saat yang sempurna menikmati air semangka kerok kesukaan saya. Semakin panas cuaca, maka semakin luar biasa sensasi kesegarannya yang ditambahkan sirup, air dingin dan es batu. Sluuurp....:p
*pemahaman ini muncul saat saya sedang mengerok semangka di dapur... :D

Saya pun segera bersyukur akan kehadiran musim panas yang luar biasa ini. Musim panas sudah menyapa. Kita terus mengeluh pun tidak berguna. Kalau mau menuruti nafsu, nanti di musim hujan pun orang akan terus mengeluh tentang hujan yang tidak berhenti, banjir, cucian tidak kering, dll. Tiada habisnya, serba salah, maka carilah hal-hal positif yang dapat kita syukuri dari musim yang panas ini. Walau sekedar segayung air semangka kerok (kali ini edisi semangka kuning lho).... :p

*Salam Semangka Kerok

Ujian Matematika (Kehidupan)

Assalamu'alaikum.....^_^

Mari saya awali posting ini dengan cerita masa-masa SMA (adalah masa yang paling indah) saya, *duileee....tarek maaang.

Dulu, saat saya sekolah, pelajaran yang paling saya sukai dengan sepenuh jiwa dan raga itu ada dua, Matematika dan Fiqih. kali ini, saya akan cerita tentang matematika, lain kali bakal ada cerita tentang fiqih, semoga. 

Matematika selalu menjadi pelajaran favorit saya, kalau dibilang saya pintar matematika, maka jawabannya tidak juga. Saya bahkan pernah dapat O (nol) besar saat kelas 6 MIN, bab 'pangkat tiga'. Saya juga pernah dicubit oleh guru matematika karena saya tidak bawa mukena (saat itu jam pelajaran matematika di siang hari, masuk waktu zuhur dan kami diwajibkan bawa mukena dan break shalat berjama'ah). Tapi apapun itu, tidak pernah menyurutkan kecintaan saya.

Wednesday, March 27, 2013

Hotaru


Srttt.....srtttt...srtttt.....

Itu yang terdengar di telinga saya malam ini, tiba-tiba!

Mungkin sebagian orang kerap mendengar krik...krik...krik.....

Tapi saya mendengarnya berbeda!

Karena penasaran dan tiba-tiba merasa takut kembalinya serangan rayap di sekitar saya, sayapun mencari sumber suara itu. Saat berjalan megelilingi kamar, serasa dekat sekali. Saya pun keluar menuju dapur, suaranya menjauh. Akhirnya saya memutuskan melihat ke halaman depan rumah. Ternyata benar, suaranya dari halaman tetangga saya yang sudah lama tidak dihuni itu, hampir 9 tahun, semenjak setelah tsunami. Ilalang di depan halaman itu terlihat sudah panjang. Suara-suara tadi berasal dari ilalang itu. Suara jangkrik! Saat saya mendekat, harmoninya terdengar syahdu, sesekali ditimpali suara burung. Terdengar mereka seolah banyak sekali. Tentu saja saya tidak bisa melihatnya, selain gelap, ilalangnya juga terlalu panjang.

Tiba-tiba saya berharap sesuatu muncul, dari lubuk hati yang terdalam saya berdo’a agar dapat melihatnya kembali. Bayangan saya flashback menuju masa lalu. Malam-malam gembira saat saya menginap di rumah saudara saya, saat itu saya masi murid MIN. Malam menjadi istimewa, kami berkumpul duduk di bangku kayu panjang menikmati keindahan malam yang ditemani makhluk kecil yang terang bersinar bernama kunang-kunang. Saya dan sepupu saya selalu berusaha menangkapnya, melepaskannya, memasukkannya dalam gelas, kemudian melepasnya lagi. Sepupu saya yang kecil akan takut-takut mencoba memegangnya, mencoba menutup gelas berisi kunang-kunang dengan telapak tangannya yang kecil. Orang dewasa di sekeliling kami akan tertawa melihat ekspresi geli-geli suka sepupu saya. Aaaahh....membuat saya berkaca-kaca. Saya berdo’a dengan sangaaat kepada Allah agar saya benar-benar dapat melihat kunang-kunang lagi. Amiiin...(>_<). Entah mengapa, kunang-kunang selalu mampu men-switch mood dan jumlah produksi cairan mata saya meningkat. Terlalu banyak cerita yang disimpan oleh serangga ini. Cerita-cerita yang hanya akan berpendar jika disinari cahaya kunang-kunang.


Saat sedang asik mengingat kunang-kunang di tengah suara jangkrik, tiba-tiba senyap, suara jangkrik menghilang sempurna. membuyarkan semua kenangan saya. saya melihat ke sekeliling, sepi sekali. Bulan bersinar cukup terang dengan sedikt awan, hampir sempurna karena hari ini tgl 14 dari hitungan bulan langit. Bintang berkelap-kelip seolah berbicara. Keasikan saya disambut suara sepeda motor yang lewat. setelah jauh dan suaranya tidak terdengar lagi. Saya memutuskan masuk. tapi kemudian, jangkrik kembali berbunyi, seolah mengatakan "jangan pergi". Sadarlah saya, ternyata tadi dia berhenti karena kemesraan kami tergangu, dia sensitive sekali dengan "keberadaan lain" entah suara atau getaran atau apa, saya juga tidak tahu. Saya memutuskan untuk memperhatikan dengan seksama. setiap kali ia berhentik berbunyi pertanda beberapa menit lagi akan lewat kendaraan, begitu pikir saya. Benar saja, selang beberapa jam, dia berhenti lagi. beberapa menit kemudian sebuah kendaraan lewat. Ternyata begitu. Saya pun memutuskan benar-benar masuk. mendengarnya dari kamar saja. Kemudian saya berpikir lagi, dia tidak terganggu dengan kehadiran saya, tidak juga dengan suara-suara lain saat suatu barang jatuh karena kucing. Hmmm.... Mungkin mbah google punya jawabannya.


Balik lagi ke masalah kunang-kunang, tiba-tiba saya teringat, saat saya membaca bukunya Trinity (the naked traveler 2), di situ dibilang kalau di daerah Donsol, Filipina, anda bisa melihat wisata alam berupa menonton kunang-kunang. Ada banyaaaaakkk sekali kunang-kunang di tempat itu. tempatnya terdiri dari pohon-pohon yang berada di pinggir sungai. Aaahhhh...membayangkannya saja sudah indah sekali. Semoga suatu waktu nanti saya bisa kesana dan menyaksian keindahannya. Amiiin.


Sudah dulu, sudah malam dan kali ini rayuan pulau kapuk terlihat menggoda, ditambah lagi orkestra jangkrik yang terus menemani saya malam ini (semakin malam suaranya semakin jelas dan terdengar krik krik, tidak lagi srtt, srrt).

*Salam Hotaru (Japanese untuk kunang-kunang)



Ini adalah foto dari drama jepang Hotaru No Hikari, Drama kesukaan saya. Ini adalah beranda belakang rumah yang benar-benar sesuai dengan impian saya, pancuran bambu, pohon yang lebat, jangkrik, dan yang membuatnya sempurna adalah kunang-kunang. Plus ditemani cemilan semangka, Sempurna!

Note: Semua foto dari paman Google.

Wednesday, March 20, 2013

My Facebook = My Home

Beberapa waktu lalu, saya mengepos sebuah status di facebook, begini bunyinya:

"Bagi teman-teman fb yang merasa terganggu dengan postingan dan share saya yg kelewat banyak n sering maupun kontennya, silahkan komen disini....^_^"
Beberapa teman yang melihat status ini mungkin menganggap saya sedang galau, sensitif, atau tumben-tumbenan, atau lainnya. Sebenarnya tidak. Saya membuat status seperti ini sudah 2 kali, pertama, di tahun kemarin, saya meminta orang-orang yang tergangu silahkan meremove saya. Kedua, di tahun ini. Tujuannya adalah saya sedang ingin mengintrospeksi diri dan rumah (FB) saya. 



Thursday, March 7, 2013

Penyesalan Selalu Datang Terlambat

Assalamu'alaikum....

Pagi ini saya menyesal untuk 2 hal besar. Pertama, menyesal karena saya telah bermuka masam kepada ibu saya. Kedua, menyesal karena saya telah menyepelekan sebuah tugas kuliah dibanding tugas yang lain. Dua hal besar ini berkaitan satu sama lain, hingga akhirnya saya sadar bahwa ini semua bermuara kepada kebiasaan buruk saya, prokrastinasi. (Ayo dicari sendiri apa itu prokrastinasi, paman google setia menjawab). Karena penyesalan selalu datang terlambat, sekarang saya benar-benar menyesal atas keterlambatannya hadir. 

Monday, March 4, 2013

Kodomo to Watashi

Assalamu'alaikum....Konbanwaaa minnaaa.....^_^

Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi saya. Saya ikut pelatihan Tye Dye (Bahasa: Jumputan alias mengikat dan mewarnai kain, jilbab, atau T-shirt). Bahagia dan menyenangkan sekali, berkreasi sebebas-bebasnya dan tidak perlu takut salah, karena hasilnya akan selalu mengejutkan....;)

Dalam kelas pelatihan ini saya yang nomor satu paling tua, Kwkwkwkwk, lainnya anak SMP dan anak SD. (Ngak ding, tenyata gurunya lebih tua.... :p)

Berinteraksi dengan anak-anak bukanlah hal yang saya sukai, tapi juga tidak saya benci. Sejujurnya, saya tidak begitu senang dengan anak-anak. Bukan karena mereka bandel, cerewet, hobi nangis, merajuk, dll. Tapi karena satu hal yang sering ada di salah satu sifat anak-anak, yaitu hobi ngelendot/melekat/ngekor/dan persamaan lainnya. Saya tidak masalah kalau anak-anak ini bandel setengah mati, palingan saya istighfar banyak-banyak sambil jejeritan dan ikutan lari kesana-kemari. Saya senang dengan anak-anak yang aktif dan mandiri. Jadi kita tinggal biarkan mereka beraktiv ria, dan kita tinggal memantau saja.

Dari beberapa pengalaman dengan anak-anak, mereka jarang sekali dekat dengan saya. Biasa mereka ogah dengan saya. Mungkin karena ada kecendrungan implisit dari saya juga kali ya. Aura-aura tidak senang anak-anaknya keluar. Hihihihi. Tapi sejauh ini ada 2 orang anak yang cukup menggugah hati saya dan mereka dekat dengan saya dalam waktu yang lumayan agak singkat (versi saya yang tidak disukai anak-anak).

Pertama, anak berumur 4 tahun. Anak ini aktif sekali, tapi juga manja dan tidak ingin ditinggal ibu atau ayahnya (saat itu ada acara pelatihan anak-anak, yang saya nyasar jadi panitia). Akhirnya orang tuanya pulang saat si anak mulai asik. Eeeh, beberapa waktu kemudian, ketauan sama anaknya, nangislah si anak. Karena saat itu semua orang sibuk, hanya saya yang available, jadilah tugas saya menenangkannya. Jelas saya bingung, ini anak mau diapain....>_<

Akhirnya, ada adegan gendong-gendong (anaknya gendut, yang pasti berat dan ngak lama-lama gendongnya), cerita-cerita, bujuk-bujuk plus tipu-tipu kalau ortunya bakal segera datang. Entah bagian mana yang akhirnya membuat si anak ini berhenti nangis, saya juga tidak tahu. Ternyata ini tidak berakhir, dia mulai lari-lari dan mendekati kolam renang (tempat acaranya ada kolam renangnya), saya kalang kabut ngejar. Kemudian dia minta pegang-pegang air, oke saya izinin. Terus minta masuk dalam kolam, oke, sudah pasti tidak saya izinin. Sebagai gantinya, kami akhirnya lari-lari mengitari pinggir kolam renang sambil pegangan tangan (macam pilem india ya, Hahahha). Terus setelah satu putaran, ternyata dia ketagihan dan tidak mau berhenti. Kalau tidak salah, setelah lebih 6 putaran baru berhenti. Bayangkan saja, semua pengunjung (kolam renangnya sebelahan sama restaurant yang dindingnya kaca semua) atau orang lewat pasti ngeliat saya dan itu anak udah kayak gasing. Saya heran ini anak kok ngak capek ya, weleh, saya ngos-ngosan dan akhirnya minta berhenti. Saat saya ajak kembali masuk aula tempat acara, dia menolak dan ingin duduk di dekat kolam. Karena dia lapar, akhirnya saya bawakan kue. Saat memakan sebuah kue yang ada plastiknya, dia meminta saya membukakan. Eh, tapi giliran makan risol, dia dengan mahir menyisihkan sayur di dalam risol karena tidak suka, weleh-weleh, sebenarnya kalau memang ingin, dia bisa mengerjakan banyak hal, tentu tanpa ia sadari.

Setelah banyak episode film india dan episode piknik-piknikan di pinggir kolam, ia setuju untuk masuk kembali ke aula. Kembali mengikuti acara, sambil sesekali secara rutin menoleh ke saya, seolah takut saya tiba-tiba hilang. Ternyata anak-anak cepat belajar dan tidak mau tertipu dua kali, ia takut kejadian seperti ortunya yang pulang terjadi lagi. Acara untuk hari itu pun berakhir, ia pulang saat dijemput ibunya. Yang bikin terharu adalah, saat dia sudah dijemput, dia mencari saya kemana-mana (kebetulan saya sedang mengurusi hal lain), hanya untuk menyalami saya sebelum pulang! (Oouuuuuuhh, terharunya saya). Apalagi saat dia salam kemudian meletakkan tangan saya di keningnya (seolah ada yang menumbuk jantung saya, Dukgh, hahahah, lebay yak).

Pada hari ke dua acara, saat diantar ibunya, malah dia menyuruh ibunya pulang saja karena sudah ada saya. Ibunya lega, dia tersenyum bahagia, saya tersenyum aneh antara bahagia dan susah. Hahahha. Tapi di hari kedua, karena saya sedikit repot, dia sudah saya kenalkan dan akrab-akrabkan dengan anak-anak lain sebayanya. Syukur akhirnya dia dapat berteman dengan baik, hingga akhir acara. Saat pulang, adegan mengharu biru kembali terjadi, dia mencari saya menunjukkan sertifikat dan hadiah yang ia dapatkan dan tidak lupa salam dengan saya dan akhirnya pulang. Dan setelah itu, hanya sekali berjumpa kembali setelah 1 bulan, dan dia masi ingat saya, dan saya yang lupa namanya. Maaf ya nak.

Anak yang kedua, anak kelas 6 SD, tapi anak ini memiliki postur tubuh yang kecil, jadi kelihatan seperti anak kelas 3 SD. Di acara Tye Dye yang saya ceritakan tadi, dia duduk tepat di sebelah saya. Akhirnya kami saling membantu, menjahit, mengikat, memasukkan benang dalam jarum, dan mewarnai karya kami bersama-sama. Belum lagi ada adegan ciprat-menciprat cat, kotor-kotoran, dll. Anak ini sangat pintar, sabar dalam mengerjakan karyanya dan sangat telaten. Saat semua selesai, akhirnya ibunya menjemput, ibunya terburu-buru karena harus pergi kondangan. Yang membuat saya terharu adalah, saat terburu-buru itu dia kembali ke tempat mengecat dan menyalami saya, lagi-lagi, saat anak ini menyalami dan meletakkan tangan saya di keningnya (seolah ada yang menumbuk jantung saya, Dukgh). Dia tersenyum dan pulang dengan membawa karyanya yang setengah kering. Lagi-lagi saya tersentuh dengan anak-anak, setelah sekian lama pertemuan dengan anak pertama tadi.


Kalau anda menebak saya tersentuh karena adegan salaman pake tempel kening. Anda salah, Saya dan anak-anak di sekeliling saya memang salamnya begitu. Saya dengan orang yang lebih tua (ortu dan saudara) juga begitu. 

Setelah saya pikir-pikir, mungkin saya benar-benar tersentuh itu karena saat mereka mencari saya untuk menyalami saya adalah tanda bahwa mereka menganggap saya seseorang yang berarti pada hari itu, dan mereka menggap saya orang yang lebih tua dari mereka. Padahal saya secara tidak sengaja memperlakukan mereka hanya sebagai teman bermain dan partner bekerja dan berinteraksi. Walau saya tau mereka anak-anak, tidak terbersit dalam diri saya, saya adalah orang yang dituakan oleh mereka (Ceritanya lupa diri, lupa umur). Hingga harus disalami secara sengaja begitu. Hehehe.
Mungkin tidak hanya itu juga, tapi banyak perasaan kompleks yang tidak bisa saya jelaskan dengan baik, bahkan saya juga tidak mengerti apa yang terjadi. Pokoknya udah terharu aja. :D

Mungkin sebaiknya, saya harus mulai banyak berinteraksi dengan anak-anak, agar saya berasa muda dan kecil kembali.....#eh...:p

Karya saya sedang dijemur...^-^


*Salam muda dan terus berkarya....

Friday, March 1, 2013

Memahami? Dipahami?

Semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak, remaja, dewasa, juga orang tua, ingin dipahami. Semua orang ingin dipahami, dimengerti, dan diterima apa adanya. 

Saya, sebagai orang yang belajar di bidang psikologi, tentunya selalu belajar dan berkutat dengan yang namanya bagaimana memahami, mengenal, dan melihat apa yang diinginkan atau yang dimaksudkan orang lain. Setelah belajar (baik teori maupun praktek) selama hampir empat tahun, saya dapat mengatakan bahwa hal ini tidak mudah dan sangat kompleks. Salah-salah malah kita akan berujung pada lembah sok tau/sok paham atau malah sebaliknya, pada lembah tidak peduli/masa bodoh. 

Dari masa belajar dan mengaplikasikan ilmu ini dalam waktu yang sangat singkat itu, saya berfikir, karena ini hal yang tidak mudah, makanya banyak sekali orang yang mengeluh dan protes mengapa orang lain tidak dapat memahami dirinya. Tidak jarang hal ini menjadi masalah besar. Kita sering mendengar istilah: "pecah kongsi" atau mantan kawan, mantan pacar, mantan istri/suami, dan mantan-mantan lainnya yang menjadi korban istilah "sudah tidak cocok'. Inilah sebagian akibat dari masalah 'memahami dan dipahami'.

Sebenarnya, masalah memahami dan dipahami ini takes two to happen. Ya, butuh hubungan yang timbal balik agar ini benar-benar terjadi. Tapi masalahnya, kita selalu punya alasan untuk tidak memulai duluan. Kalau tidak ada yang memulai, maka tidak bakal jadi kenyataan juga. 

Kalau kata Aa Gym sih: "Mulai dari yang kecil, mulai dari sekarang, dan mulai dari diri sendiri". Nah, kalau menggunakan filosofi ini, maka harusnya kita mulai belajar memahami orang lain, mulai dari diri kita, sekarang walau hanya berupa pemahaman-pemahaman yang kecil dan sepele.

Thursday, February 28, 2013

Say It With "Ijab Qabul"

Hmm..... malam ini saya sedang nonton salah satu drama jepang yg judulnya Proposal Daisakusen. Bisa dibilang drama ini adalah drama debut  pertama saya di dunia bajak membajak laut. Hahaha...

Ya...saya hobi bajak-membajak. Tapi entah kenapa saya tidak menonton dorama ini dari dulu. Saya baru menontonnya sekarang setelah direkomendasikan oleh seseorang. Jadilah saya menontonnya malam ini. Jika ditanya apakah drama ini bagus? Hingga saat ini, saya sedang nonton episode ke 3, drama ini masuk kategori lumayan.

Tapi yang pasti setelah menonton ke 3 episode ini, saya jadi mengingat hal yang ingin saya posting sejak lama. Tentang "mengutarakan cinta". Kalau bingung, silahkan tonton dramanya dulu. Hihihi...:D

Tidak peduli ada beribu kesempatan anda mengutarakan cinta pada orang yang anda sukai, namun jika anda tidak mengutarakannya ia toh tak pernah tau. Tapi bukan masalah kesempatan yang ingin saya bicarakan.
Satu pertanyaan di benak saya ketika ada yang menyatakan cinta. "Lalu setelah diutarakan, anda mau apa?"
Pacaran? mungkin itu jawaban sebagian besar orang. Sebagian yang lain mungkin menjawab "hanya ingin agar dia tau". Sebagian kecil yang lain "mungkin kita akan berjodoh di masa yang akan datang". Secuil yang lain mungkin jawaban yang ada di pikiran anda sekarang.

Kalau saya di suruh memilih, maka saya akan abstain. Karena saya selalu bertanya lalu kalau dia (orang yang saya taksir) tau saya mau apa? saya tidak pacaran, saya juga tidak punya keinginan dia tau, saya juga tidak yakin dia akan menjadi jodoh saya hanya karena saya menyatakan cinta pada orang tersebut. Jadi saya tidak punya alasan yang cukup meyakinkan diri saya mengapa saya harus menyatakan cinta pada seseorang.

Lalu?

Free Writing

Salaaaaam.......
Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan sejahtera lahir dan batin. Amiin.

Oke, let's start with a big smile!  (^_^)

Hari ini adalah hari pertama saya kuliah lagi, setelah libur selama kurang lebih 1 bulan. Di hari pertama ini, I missed the first class. Saya mengira ngak bakal masuk dosennya karena hari ini bertepatan dengan hari wisuda. And!! saya salah besar, ternyata dosennya datang.

Well, setelah jam pertama saya ngak masuk, I feel uneasy, so I decided to come to the third period class. Writing class!! Alhamdullih saya datang, dosennya ternyata juga masuk. Di kelas ini, karena hari pertama, hanya ada perkenalan dan materi awal. Di kelas inilah saya tau, ternyata selama ini saya menulis dengan gaya Free Writing. Apa yang muncul di kepala langsung ditulis, ngak peduli grammar, gaya bahasa, misspelling, dan lainnya. Dan saya pun ber O Ooooo ria di kelas tadi. 

Jadi, wajar aja kalau isi tulisan saya kadang kacau, loncat-loncat dan udah kayak gado-gado, segala apa juga dimasukin dalam satu paragraf. Buat para pembaca, saya mohon maaf. Tapi pada dasarnya saya ngak benar-benar menulis untuk dibaca oleh orang lain. Saya hanya ingin agar apa yang ada di kepala saya keluar dan ngak bikin mumet. Tapi setelah dipikir-pikir, tidak ada salahnya juga kalau saya menulis dengan cara yang lebih baik, mulai dari sekarang. Hehehe.


*Salam Menulis.... ;)

Sunday, February 24, 2013

Faktor U

Akhir-akhir ini, tepatnya beberapa tahun belakangan, kata-kata ini menjadi sangat populer di telinga saya. Faktor U! alias Faktor Umur, menjadi terdengar dimana-mana. Selain karena saya bertambah tua, juga karena banyak orang lain yang 'juga' bertambah tua. Sedangkan orang-orang di sekitar saya akan tetap lebih muda dari saya. Pasalnya, selama hampir genap empat tahun saya terus bergaul dengan adik leting. Ya! saya kuliah telat setahun sehingga saya belajar bersama teman-teman yang sekaligus adik leting. Walau kalau dari segi umur masyarakat umum, saya masih sangat-sangat terbilang muda, jika ditempatkan pada range umur 0-63 tahun.... :p

Selama ini, perbincangan tentang umur selalu menjadi bahan ulokan yang lucu. Saya yang menjadi korban menambah-nambah efek dramatis dan tidak terima agar perbincangan ini menjadi tetap lucu dan menarik. Saya selalu menolak dan marah saat dibilang tua, merasa dan menyebut-nyebut diri sebagai ABG, maka sahut-menyahut terdengar bantahan, ejekan dan celutukan-celutukan lucu lainnya, sehingga perbincangan tentang Faktor U tidak pernah absen dari tawa membahana.

Sebenarnya, saya tidak pernah benar-benar marah atau menolak ketika saya mengucapkan perkataan-perkataan bernada 'menolak' dan 'marah' yang lazim saya lontarkan. Menurut saya itu hanya lucu-lucuan. Selama hampir empat tahun itu berlangsung tanpa sedikit pun terbersit rasa serius. Malah terkadang saya menjadikan kambing hitam 'faktor U' saat anak-anak itu sedang serius tentang sesuatu dan saya bikin kacau. Contohnya, pas latihan tari saman, saya jelas-jelas cepat sekali pegal kakinya dan merusak formasi, maka dengan cepat saya minta break dengan berkata 'maap ya faktor U' dan kontan yang lainnya tertawa.

Wednesday, January 9, 2013

Kita paham, mereka?

Hontouni kanashi….. T.T
Itulah yang saya rasakan setelah menonton episode pertama drama Jepang berjudul “Mother”. Drama ini dibintangi artis cilik bernama “Ashida Mana”. Saya sedang tergila-gila dengan anak ini, setelah menonton drama yang ia bintangi “Beautiful rain”. Oke, sekarang mari kita bahas "Mother" terlebih dahulu. Salah satu teman saya menulis tentang drama ini. Maka, langsunglah saya mencarinya dan menontonnya.


Sebenarnya saya sedang ujian, tapi baiklah, demi menuntaskan rasa penasaran saya, "Satu episode saja sebelum belajar" begitu pikir saya. Namun setelah episode pertama, saya merasa harus segera menulis sesuatu tentang ini. Tidak bisa tidak!
Wahai bahan ujian, sabarlah menanti yaa....:p

Seperti drama Jepang lainnya, selalu ada hal atau pelajaran hidup yang dapat saya petik. Saat menonton drama ini, di episode pertama, sang tokoh utama (Rena) merupakan anak berumur 7 tahun. Ia mengalami kekerasan di rumahnya (child abuse).

Arigatou.. Visit Again Yaa... ~