Thursday, August 5, 2010

Al Fatihah......


Bukanlah hal yang aneh dan janggal setiap kali ku mendengar orang-orang membacanya berulang-ulang bahkan tak terhitung jumlahnya dalam sehari atau paling tidak dalam raka’at shalat-shalatnya. Berjuta-juta orang bahkan lebih menyerukan untuk membacanya dalam segala kesempatan.

Begitu pula ibuku......saat kukatakan, ”Mak, besok dek Lia ujian”. Ia menjawab,” mamak do’ain bisa jawab semua, jangan lupa Al Fatihah nak ya....”. Begitulah slalu ucapannya saat aku, kakakku, adikku dan ayahku dihadapkan pada berbagai kesempatan ujian dan tes. Hingga akhirnya kutularkan kebiasaan ini pada teman-temanku. Ayahku pernah bercerita,” Kawan ayah lulus dia tes yang kayak tahun kmaren ayah ikut, dah ayah bilang ma dia kiat-kiatnya dan kayak mamak bilang jangan lupa Al Fatihah.” Hhmmm...ternyata tak hanya diriku....heheheh.....Awal
nya tak mengerti, mengapa harus Al Fatihah......?

Di kesempatan lain, ”untuk membuka acara yang mulia ini marilah kita membaca surat Al Fatihah dalam hati masing-masing”. Lagi-lagi Al Fatihah. Saat ada beberapa musibah dan dalam semua keadaan lainnya maka terucap, ”Mari kita kirimkan Al Fatihah bagi mereka”. Lagi-lagi Al Fatihah... dan pada kesempatan dan waktu yg lain yang sangking seringnya luput dari pengamatanku.....

Suatu hari, dosen tafsirku menyuruh semua mahasiswanya membuat makalah tentang tafsir beberapa surah dan ayat dalam Al Qur’an. Maka, mulailah kami bergerilya ke semua perpustakaan mencari bahan dari segala kitab-kitab tafsir yang diajukan. Aku terpaku pada sebuah hadits Qudsi di akhir salah satu buku tafsir surat Al Fatihah. Hmmm....bukannya ini hadits yang sempat disinggung di beberapa kajian? Baru kali ini mendapatkan versi lengkapnya.... dan setelah membacannya terasa tak terbendung rasa syukur yang teramat besar kepada Allah yang telah menganugrahkan ibu yang begitu luar biasa. Komunitas yang luar biasa membiasakan hal yang luar biasa....

Syukur yang teramat sangat karena Allah telah menurunkan firmannya berupa Al Fatihah dan mengajarkannya pada hambanya. Bahkan rasa syukur itu pun malu kuucapkan karena ”syukur” adalah anugrah terindahnya yang diciptakan bagi kita sebagai jalan kepada Nya. Lalu adakah pilihan yang lain selain bersyukur? Bahakan syukur itu sendiri adalah milik Nya. Begitu malunya hati dan jiwa ini yang jarang bersyukur....
Ternyata begitu kelu lidah ini tuk membaca ayat-ayat Nya bahkan sangat enggan membaca arti apalagi terjemahan dan tafsirnya. Ternyata ilmu mu hanya sebutir pasir di belah miliaran Juza......lalu mengapa begitu malas.....??

Berikut adalah Hadits Qudsi yang kuceritakan tadi.....berharap ia akan membuatmu mengerti mengapa Al Fatihah dan tidak lagi membaca Al Fatihah hanya dengan bibirmu Juza tapi dengan seluruh jiwa dan ragamu......

Sebuah hadits Qudsi, diriwayatkan dari Sayyidina Ali ibn Abi Thalib berkata: Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah saw. bersabda bahwa Allah swt. berfirman: “Aku membagi surah al Fatihah menjadi dua bagian, setengahnya untuk-Ku dan setengahnya untuk hamba-Ku, apa yang dimintanya akan Aku perkenankan.

Apabila ia membaca
Bismillaahirrahmaanirrahiim, Allah berfirman: “Hamba-Ku memulai pekerjaannya dengan menyebut nama-Ku, maka memjadi kewajiban-Ku untuk menyempurnakan seluruh pekerjaannya serta memberkati seluruh kaeadaannya.”

Apabila ia membaca
Alhamdulillaahi rabbil ‘alamiin, Allah menyambutnya dengan berfirman: “Hamba-Ku mengetahui bahwa seluruh nikmat yang dirasakannya bersumber dari-Ku, dan bahwa ia telah terhindar dari malapetaka karena kekuasaan-Ku, Aku mempersaksikan kamu (hai para malaikat) bahwa Aku akan menganugrahkan kepadanya nikmat-nikmat di akhirat, disamping nikmat-nikmat duniawi dan akan ku hindarkan pula ia dari malapetaka ukhrawi dan duniawi.”

Apabila ia membaca:
Arrahmaanirrahiim, Allah menyambutnya dengan berfirman: “Aku diakui oleh hamba-Ku sebagai pemberi rahmat dan sumber segala rahmat. Ku persaksikan kamu (hai para malaikat) bahwa akan Aku curahkan rahmat-Ku kepadanya sampai sempurna dan akan Ku perbanyak pula anugerah-Ku untuknya.”

Apabila ia membaca
Maaliki yaumiddiin, Allah menyambutnya dengan berfirman: “Ku persaksikan kamu (wahai para malaikat-sebagaimana diakui oleh hamba-Ku) bahwa Akulah Raja, Pemilik hari kemudian, maka pasti akan Ku permudahkan baginya perhitungan pada hari itu, akan Ku terima kebajikan-kebajikannya dan Ku ampuni dosa-dosanya.”

Apabila ia membaca
iyyaaka na’budu, Allah menyambut dengan berfirman: “Benar apa yang diucapakan hamba Ku, hanya Aku yang disembahnya. Ku persaksikan untuk kamu semua, akan Ku beri ganjaran atas pengabdiannya, ganjaran yang menjadikan semua yang berbeda ibadah dengannya akan merasa iri dengan ganjaran itu.”

Apabila ia membaca wa
iyyaaka nasta’in, Allah berfirman: “ Kepada Ku hamba Ku meminta pertolongan dan perlindungan. Ku persaksikan kamu, pasti akan Ku bantu ia dalam segala urusannya, akan Ku tolong ia dalam segala kesulitannya, akan Ku bimbing ia dalam saat-saat krisisnya.”

Apabila ia membaca
ihdinash shiraathal mustaqiim... hingga akhir ayat, Allah menyambutnya dengan berfirman:”inilah permintaan hamba Ku, dan bagi hamba Ku apa yang dimintanya. Telah Ku perkenankan bagi hamba Ku permintaannya, Ku beri harapannya dan Ku tentramkan jiwanya dari segala yang mengkhawatirkannya.

Subhanallah…….Allahu Akbar….!!

Arigatou.. Visit Again Yaa... ~