Saturday, March 30, 2013

Musim Panas, Orkestra Jangkrik, dan Semangka

Malam-malam saya jadi semakin meriah karena ditemani orkestra jangrik. Tepat di samping kamar saya mereka konser. Seperti biasa, ini pertanda sedang musim panas. Panasnya luar biasa. Sampai membuat saya menenteng kipas kemana-mana.... :D

Sebagian orang memilih terus mengeluh, sebagian lainnya diam saja, sedikit sisanya bersyukur atas nikmat panas ini. Saya, salah satu orang yang cenderung mengeluh. Tapi, kemudian saya disadarkan bahwa musim panas adalah saat yang sempurna menikmati air semangka kerok kesukaan saya. Semakin panas cuaca, maka semakin luar biasa sensasi kesegarannya yang ditambahkan sirup, air dingin dan es batu. Sluuurp....:p
*pemahaman ini muncul saat saya sedang mengerok semangka di dapur... :D

Saya pun segera bersyukur akan kehadiran musim panas yang luar biasa ini. Musim panas sudah menyapa. Kita terus mengeluh pun tidak berguna. Kalau mau menuruti nafsu, nanti di musim hujan pun orang akan terus mengeluh tentang hujan yang tidak berhenti, banjir, cucian tidak kering, dll. Tiada habisnya, serba salah, maka carilah hal-hal positif yang dapat kita syukuri dari musim yang panas ini. Walau sekedar segayung air semangka kerok (kali ini edisi semangka kuning lho).... :p

*Salam Semangka Kerok

Ujian Matematika (Kehidupan)

Assalamu'alaikum.....^_^

Mari saya awali posting ini dengan cerita masa-masa SMA (adalah masa yang paling indah) saya, *duileee....tarek maaang.

Dulu, saat saya sekolah, pelajaran yang paling saya sukai dengan sepenuh jiwa dan raga itu ada dua, Matematika dan Fiqih. kali ini, saya akan cerita tentang matematika, lain kali bakal ada cerita tentang fiqih, semoga. 

Matematika selalu menjadi pelajaran favorit saya, kalau dibilang saya pintar matematika, maka jawabannya tidak juga. Saya bahkan pernah dapat O (nol) besar saat kelas 6 MIN, bab 'pangkat tiga'. Saya juga pernah dicubit oleh guru matematika karena saya tidak bawa mukena (saat itu jam pelajaran matematika di siang hari, masuk waktu zuhur dan kami diwajibkan bawa mukena dan break shalat berjama'ah). Tapi apapun itu, tidak pernah menyurutkan kecintaan saya.

Wednesday, March 27, 2013

Hotaru


Srttt.....srtttt...srtttt.....

Itu yang terdengar di telinga saya malam ini, tiba-tiba!

Mungkin sebagian orang kerap mendengar krik...krik...krik.....

Tapi saya mendengarnya berbeda!

Karena penasaran dan tiba-tiba merasa takut kembalinya serangan rayap di sekitar saya, sayapun mencari sumber suara itu. Saat berjalan megelilingi kamar, serasa dekat sekali. Saya pun keluar menuju dapur, suaranya menjauh. Akhirnya saya memutuskan melihat ke halaman depan rumah. Ternyata benar, suaranya dari halaman tetangga saya yang sudah lama tidak dihuni itu, hampir 9 tahun, semenjak setelah tsunami. Ilalang di depan halaman itu terlihat sudah panjang. Suara-suara tadi berasal dari ilalang itu. Suara jangkrik! Saat saya mendekat, harmoninya terdengar syahdu, sesekali ditimpali suara burung. Terdengar mereka seolah banyak sekali. Tentu saja saya tidak bisa melihatnya, selain gelap, ilalangnya juga terlalu panjang.

Tiba-tiba saya berharap sesuatu muncul, dari lubuk hati yang terdalam saya berdo’a agar dapat melihatnya kembali. Bayangan saya flashback menuju masa lalu. Malam-malam gembira saat saya menginap di rumah saudara saya, saat itu saya masi murid MIN. Malam menjadi istimewa, kami berkumpul duduk di bangku kayu panjang menikmati keindahan malam yang ditemani makhluk kecil yang terang bersinar bernama kunang-kunang. Saya dan sepupu saya selalu berusaha menangkapnya, melepaskannya, memasukkannya dalam gelas, kemudian melepasnya lagi. Sepupu saya yang kecil akan takut-takut mencoba memegangnya, mencoba menutup gelas berisi kunang-kunang dengan telapak tangannya yang kecil. Orang dewasa di sekeliling kami akan tertawa melihat ekspresi geli-geli suka sepupu saya. Aaaahh....membuat saya berkaca-kaca. Saya berdo’a dengan sangaaat kepada Allah agar saya benar-benar dapat melihat kunang-kunang lagi. Amiiin...(>_<). Entah mengapa, kunang-kunang selalu mampu men-switch mood dan jumlah produksi cairan mata saya meningkat. Terlalu banyak cerita yang disimpan oleh serangga ini. Cerita-cerita yang hanya akan berpendar jika disinari cahaya kunang-kunang.


Saat sedang asik mengingat kunang-kunang di tengah suara jangkrik, tiba-tiba senyap, suara jangkrik menghilang sempurna. membuyarkan semua kenangan saya. saya melihat ke sekeliling, sepi sekali. Bulan bersinar cukup terang dengan sedikt awan, hampir sempurna karena hari ini tgl 14 dari hitungan bulan langit. Bintang berkelap-kelip seolah berbicara. Keasikan saya disambut suara sepeda motor yang lewat. setelah jauh dan suaranya tidak terdengar lagi. Saya memutuskan masuk. tapi kemudian, jangkrik kembali berbunyi, seolah mengatakan "jangan pergi". Sadarlah saya, ternyata tadi dia berhenti karena kemesraan kami tergangu, dia sensitive sekali dengan "keberadaan lain" entah suara atau getaran atau apa, saya juga tidak tahu. Saya memutuskan untuk memperhatikan dengan seksama. setiap kali ia berhentik berbunyi pertanda beberapa menit lagi akan lewat kendaraan, begitu pikir saya. Benar saja, selang beberapa jam, dia berhenti lagi. beberapa menit kemudian sebuah kendaraan lewat. Ternyata begitu. Saya pun memutuskan benar-benar masuk. mendengarnya dari kamar saja. Kemudian saya berpikir lagi, dia tidak terganggu dengan kehadiran saya, tidak juga dengan suara-suara lain saat suatu barang jatuh karena kucing. Hmmm.... Mungkin mbah google punya jawabannya.


Balik lagi ke masalah kunang-kunang, tiba-tiba saya teringat, saat saya membaca bukunya Trinity (the naked traveler 2), di situ dibilang kalau di daerah Donsol, Filipina, anda bisa melihat wisata alam berupa menonton kunang-kunang. Ada banyaaaaakkk sekali kunang-kunang di tempat itu. tempatnya terdiri dari pohon-pohon yang berada di pinggir sungai. Aaahhhh...membayangkannya saja sudah indah sekali. Semoga suatu waktu nanti saya bisa kesana dan menyaksian keindahannya. Amiiin.


Sudah dulu, sudah malam dan kali ini rayuan pulau kapuk terlihat menggoda, ditambah lagi orkestra jangkrik yang terus menemani saya malam ini (semakin malam suaranya semakin jelas dan terdengar krik krik, tidak lagi srtt, srrt).

*Salam Hotaru (Japanese untuk kunang-kunang)



Ini adalah foto dari drama jepang Hotaru No Hikari, Drama kesukaan saya. Ini adalah beranda belakang rumah yang benar-benar sesuai dengan impian saya, pancuran bambu, pohon yang lebat, jangkrik, dan yang membuatnya sempurna adalah kunang-kunang. Plus ditemani cemilan semangka, Sempurna!

Note: Semua foto dari paman Google.

Wednesday, March 20, 2013

My Facebook = My Home

Beberapa waktu lalu, saya mengepos sebuah status di facebook, begini bunyinya:

"Bagi teman-teman fb yang merasa terganggu dengan postingan dan share saya yg kelewat banyak n sering maupun kontennya, silahkan komen disini....^_^"
Beberapa teman yang melihat status ini mungkin menganggap saya sedang galau, sensitif, atau tumben-tumbenan, atau lainnya. Sebenarnya tidak. Saya membuat status seperti ini sudah 2 kali, pertama, di tahun kemarin, saya meminta orang-orang yang tergangu silahkan meremove saya. Kedua, di tahun ini. Tujuannya adalah saya sedang ingin mengintrospeksi diri dan rumah (FB) saya. 



Thursday, March 7, 2013

Penyesalan Selalu Datang Terlambat

Assalamu'alaikum....

Pagi ini saya menyesal untuk 2 hal besar. Pertama, menyesal karena saya telah bermuka masam kepada ibu saya. Kedua, menyesal karena saya telah menyepelekan sebuah tugas kuliah dibanding tugas yang lain. Dua hal besar ini berkaitan satu sama lain, hingga akhirnya saya sadar bahwa ini semua bermuara kepada kebiasaan buruk saya, prokrastinasi. (Ayo dicari sendiri apa itu prokrastinasi, paman google setia menjawab). Karena penyesalan selalu datang terlambat, sekarang saya benar-benar menyesal atas keterlambatannya hadir. 

Monday, March 4, 2013

Kodomo to Watashi

Assalamu'alaikum....Konbanwaaa minnaaa.....^_^

Hari ini adalah hari yang menyenangkan bagi saya. Saya ikut pelatihan Tye Dye (Bahasa: Jumputan alias mengikat dan mewarnai kain, jilbab, atau T-shirt). Bahagia dan menyenangkan sekali, berkreasi sebebas-bebasnya dan tidak perlu takut salah, karena hasilnya akan selalu mengejutkan....;)

Dalam kelas pelatihan ini saya yang nomor satu paling tua, Kwkwkwkwk, lainnya anak SMP dan anak SD. (Ngak ding, tenyata gurunya lebih tua.... :p)

Berinteraksi dengan anak-anak bukanlah hal yang saya sukai, tapi juga tidak saya benci. Sejujurnya, saya tidak begitu senang dengan anak-anak. Bukan karena mereka bandel, cerewet, hobi nangis, merajuk, dll. Tapi karena satu hal yang sering ada di salah satu sifat anak-anak, yaitu hobi ngelendot/melekat/ngekor/dan persamaan lainnya. Saya tidak masalah kalau anak-anak ini bandel setengah mati, palingan saya istighfar banyak-banyak sambil jejeritan dan ikutan lari kesana-kemari. Saya senang dengan anak-anak yang aktif dan mandiri. Jadi kita tinggal biarkan mereka beraktiv ria, dan kita tinggal memantau saja.

Dari beberapa pengalaman dengan anak-anak, mereka jarang sekali dekat dengan saya. Biasa mereka ogah dengan saya. Mungkin karena ada kecendrungan implisit dari saya juga kali ya. Aura-aura tidak senang anak-anaknya keluar. Hihihihi. Tapi sejauh ini ada 2 orang anak yang cukup menggugah hati saya dan mereka dekat dengan saya dalam waktu yang lumayan agak singkat (versi saya yang tidak disukai anak-anak).

Pertama, anak berumur 4 tahun. Anak ini aktif sekali, tapi juga manja dan tidak ingin ditinggal ibu atau ayahnya (saat itu ada acara pelatihan anak-anak, yang saya nyasar jadi panitia). Akhirnya orang tuanya pulang saat si anak mulai asik. Eeeh, beberapa waktu kemudian, ketauan sama anaknya, nangislah si anak. Karena saat itu semua orang sibuk, hanya saya yang available, jadilah tugas saya menenangkannya. Jelas saya bingung, ini anak mau diapain....>_<

Akhirnya, ada adegan gendong-gendong (anaknya gendut, yang pasti berat dan ngak lama-lama gendongnya), cerita-cerita, bujuk-bujuk plus tipu-tipu kalau ortunya bakal segera datang. Entah bagian mana yang akhirnya membuat si anak ini berhenti nangis, saya juga tidak tahu. Ternyata ini tidak berakhir, dia mulai lari-lari dan mendekati kolam renang (tempat acaranya ada kolam renangnya), saya kalang kabut ngejar. Kemudian dia minta pegang-pegang air, oke saya izinin. Terus minta masuk dalam kolam, oke, sudah pasti tidak saya izinin. Sebagai gantinya, kami akhirnya lari-lari mengitari pinggir kolam renang sambil pegangan tangan (macam pilem india ya, Hahahha). Terus setelah satu putaran, ternyata dia ketagihan dan tidak mau berhenti. Kalau tidak salah, setelah lebih 6 putaran baru berhenti. Bayangkan saja, semua pengunjung (kolam renangnya sebelahan sama restaurant yang dindingnya kaca semua) atau orang lewat pasti ngeliat saya dan itu anak udah kayak gasing. Saya heran ini anak kok ngak capek ya, weleh, saya ngos-ngosan dan akhirnya minta berhenti. Saat saya ajak kembali masuk aula tempat acara, dia menolak dan ingin duduk di dekat kolam. Karena dia lapar, akhirnya saya bawakan kue. Saat memakan sebuah kue yang ada plastiknya, dia meminta saya membukakan. Eh, tapi giliran makan risol, dia dengan mahir menyisihkan sayur di dalam risol karena tidak suka, weleh-weleh, sebenarnya kalau memang ingin, dia bisa mengerjakan banyak hal, tentu tanpa ia sadari.

Setelah banyak episode film india dan episode piknik-piknikan di pinggir kolam, ia setuju untuk masuk kembali ke aula. Kembali mengikuti acara, sambil sesekali secara rutin menoleh ke saya, seolah takut saya tiba-tiba hilang. Ternyata anak-anak cepat belajar dan tidak mau tertipu dua kali, ia takut kejadian seperti ortunya yang pulang terjadi lagi. Acara untuk hari itu pun berakhir, ia pulang saat dijemput ibunya. Yang bikin terharu adalah, saat dia sudah dijemput, dia mencari saya kemana-mana (kebetulan saya sedang mengurusi hal lain), hanya untuk menyalami saya sebelum pulang! (Oouuuuuuhh, terharunya saya). Apalagi saat dia salam kemudian meletakkan tangan saya di keningnya (seolah ada yang menumbuk jantung saya, Dukgh, hahahah, lebay yak).

Pada hari ke dua acara, saat diantar ibunya, malah dia menyuruh ibunya pulang saja karena sudah ada saya. Ibunya lega, dia tersenyum bahagia, saya tersenyum aneh antara bahagia dan susah. Hahahha. Tapi di hari kedua, karena saya sedikit repot, dia sudah saya kenalkan dan akrab-akrabkan dengan anak-anak lain sebayanya. Syukur akhirnya dia dapat berteman dengan baik, hingga akhir acara. Saat pulang, adegan mengharu biru kembali terjadi, dia mencari saya menunjukkan sertifikat dan hadiah yang ia dapatkan dan tidak lupa salam dengan saya dan akhirnya pulang. Dan setelah itu, hanya sekali berjumpa kembali setelah 1 bulan, dan dia masi ingat saya, dan saya yang lupa namanya. Maaf ya nak.

Anak yang kedua, anak kelas 6 SD, tapi anak ini memiliki postur tubuh yang kecil, jadi kelihatan seperti anak kelas 3 SD. Di acara Tye Dye yang saya ceritakan tadi, dia duduk tepat di sebelah saya. Akhirnya kami saling membantu, menjahit, mengikat, memasukkan benang dalam jarum, dan mewarnai karya kami bersama-sama. Belum lagi ada adegan ciprat-menciprat cat, kotor-kotoran, dll. Anak ini sangat pintar, sabar dalam mengerjakan karyanya dan sangat telaten. Saat semua selesai, akhirnya ibunya menjemput, ibunya terburu-buru karena harus pergi kondangan. Yang membuat saya terharu adalah, saat terburu-buru itu dia kembali ke tempat mengecat dan menyalami saya, lagi-lagi, saat anak ini menyalami dan meletakkan tangan saya di keningnya (seolah ada yang menumbuk jantung saya, Dukgh). Dia tersenyum dan pulang dengan membawa karyanya yang setengah kering. Lagi-lagi saya tersentuh dengan anak-anak, setelah sekian lama pertemuan dengan anak pertama tadi.


Kalau anda menebak saya tersentuh karena adegan salaman pake tempel kening. Anda salah, Saya dan anak-anak di sekeliling saya memang salamnya begitu. Saya dengan orang yang lebih tua (ortu dan saudara) juga begitu. 

Setelah saya pikir-pikir, mungkin saya benar-benar tersentuh itu karena saat mereka mencari saya untuk menyalami saya adalah tanda bahwa mereka menganggap saya seseorang yang berarti pada hari itu, dan mereka menggap saya orang yang lebih tua dari mereka. Padahal saya secara tidak sengaja memperlakukan mereka hanya sebagai teman bermain dan partner bekerja dan berinteraksi. Walau saya tau mereka anak-anak, tidak terbersit dalam diri saya, saya adalah orang yang dituakan oleh mereka (Ceritanya lupa diri, lupa umur). Hingga harus disalami secara sengaja begitu. Hehehe.
Mungkin tidak hanya itu juga, tapi banyak perasaan kompleks yang tidak bisa saya jelaskan dengan baik, bahkan saya juga tidak mengerti apa yang terjadi. Pokoknya udah terharu aja. :D

Mungkin sebaiknya, saya harus mulai banyak berinteraksi dengan anak-anak, agar saya berasa muda dan kecil kembali.....#eh...:p

Karya saya sedang dijemur...^-^


*Salam muda dan terus berkarya....

Friday, March 1, 2013

Memahami? Dipahami?

Semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, anak-anak, remaja, dewasa, juga orang tua, ingin dipahami. Semua orang ingin dipahami, dimengerti, dan diterima apa adanya. 

Saya, sebagai orang yang belajar di bidang psikologi, tentunya selalu belajar dan berkutat dengan yang namanya bagaimana memahami, mengenal, dan melihat apa yang diinginkan atau yang dimaksudkan orang lain. Setelah belajar (baik teori maupun praktek) selama hampir empat tahun, saya dapat mengatakan bahwa hal ini tidak mudah dan sangat kompleks. Salah-salah malah kita akan berujung pada lembah sok tau/sok paham atau malah sebaliknya, pada lembah tidak peduli/masa bodoh. 

Dari masa belajar dan mengaplikasikan ilmu ini dalam waktu yang sangat singkat itu, saya berfikir, karena ini hal yang tidak mudah, makanya banyak sekali orang yang mengeluh dan protes mengapa orang lain tidak dapat memahami dirinya. Tidak jarang hal ini menjadi masalah besar. Kita sering mendengar istilah: "pecah kongsi" atau mantan kawan, mantan pacar, mantan istri/suami, dan mantan-mantan lainnya yang menjadi korban istilah "sudah tidak cocok'. Inilah sebagian akibat dari masalah 'memahami dan dipahami'.

Sebenarnya, masalah memahami dan dipahami ini takes two to happen. Ya, butuh hubungan yang timbal balik agar ini benar-benar terjadi. Tapi masalahnya, kita selalu punya alasan untuk tidak memulai duluan. Kalau tidak ada yang memulai, maka tidak bakal jadi kenyataan juga. 

Kalau kata Aa Gym sih: "Mulai dari yang kecil, mulai dari sekarang, dan mulai dari diri sendiri". Nah, kalau menggunakan filosofi ini, maka harusnya kita mulai belajar memahami orang lain, mulai dari diri kita, sekarang walau hanya berupa pemahaman-pemahaman yang kecil dan sepele.

Arigatou.. Visit Again Yaa... ~