Friday, April 15, 2011

Aplikasi Teori...huff

Tahukan kawan, kalau saya disadakan bahwa saya benar-benar sudah tua. Sebenarnya tidak menjadi masalah buat saya menjadi tua. Hanya saja kata "tua" membuat saya harus lebih banyak bersabar, menggeleng kepala, dan bedecak (moga-moga gak berubah jadi cicak). Apa pasal? Pasalnya adalah saya dikelilingi oleh banyak anak-anak maupun "anak-anak" hehehe...

Semenjak beberapa praktikum yang harus saya lewati dan jalani membutuhkan testee anak-anak, maka intensitas pencarian anak dimulai. Mulai dari anak tetangga yang padahal sebelumnya disapa doang, sekarang minta pinjem. Sampe ke anak orang yang kenal pun enggak tapi demi praktikum, mari diangkuuuut. Hehehehe...


Tentunya beberapa hari sebelum praktikum, saya seharusnya melakukan pendekatan ke si anak. Tapi ini tidak saya lakukan, mengingat saya memang tidak terlalu dekat dengan anak-anak. Maka hal yang amat malas saya lakukan adalah melakukan pendekatan. Tapi Alhamdulillah tidak terjadi aksi mogok, merajuk maupun sinonim-sinonim lainnya sebelum maupun pada proses praktikum.


Dari hasil perbincangan saya dan anak-anak itu -lupa tepatnya kapan- entah bagaimana saya bertanya tentang optimis dan pesimis pada anak berumur 10 tahun. Ternyata ia tidak tahu apa itu pesimis dan optimis, tapi kata anak itu, sebelumnya ia pernah diajari di sekolah namun lupa apa artinya (anak itu mengangkat tangannya sambil mengerutkan dahi berfikir dan terlihat gemes sekali karena kenapa ia bisa lupa). Saya hanya tersenyum dan mulai berbicara tentang topik yang lain. Selesai percakapan itu, tiba-tiba saya teringat bahwa di umur 10 tahun tepatnya kelas empat, saya baru belajar 2 kata itu dan amat sulit membedakannya. Hmm....itu kira-kira 11 tahun yang lalu. Wuiiih....udah lama ya.

Dari situ saya terpikir, apa yang dianggap amat biasa pada orang dewasa ternyata tidak untuk anak-anak. Ketika saya mencoba mengingat kembali, ternyata saya dulu juga tidak bisa membedakannya di seusianya. Sebenarnya hal ini amat sering diungkapkan, dikatakan maupun diagungkan oleh orang-orang, tapi saya baru sekarang benar-benar merasakannya. Awalnya, saat ada yang mengatakan bahwa anak-anak itu ngak sama kayak orang dewasa dan kita ngak bisa memaksa mereka mengerti, karena pada dasarnya mereka memang tidak mengerti, saya angguk-angguk dan setuju saja. Tapi begitu ngerasain, ooo....gini toh rupanya. Ternyata tak semudah angguk-angguk.

Karena kejadiannya itu sama anak-anak, saya cuma bisa memaklumi, tapi kalau kejadian serupa tapi tak sama terjadi sama "anak-anak", maka saya cuma geleng-geleng kepala alias bingung. Contohnya: ada seseeorang yang berumur 19 tahun, ia sedih karena suatu hal, kemudian dia merasa itu adalah hal yang penting. Dia cerita ke saya, terus saya merasa itu bukan masalah buat saya, maka saya cuma bisa geleng-geleng dalam hati, maklum remaja. Selain itu dalam prinsip-prinsip konseling, harus dikedepankan bahwa apa yang konselor anggap masalah belum tentu masalah bagi klien dan apa yang menjadi masalah klien kadang bukan masalah bagi konselor. Lagi-lagi saya geleng-geleng dalam hati, namun ada sedikit pemakluman karena masih remaja.

Nah ini kejadiannya bukan pada anak-anak dan bukan remaja, alias dewasa. Saya benar-benar pingin geleng-geleng bukan dalam hati, tapi tetap ngak bisa karena lagi latihan jadi konselor yang baik. Kemudian saya berfikir, dosen saya bilang, saya harus empati (merasakan apa yang dirasakan klien), ternyata benar-benar sulit. Belum lagi ini masalahnya bukan pada anak-anak maupun remaja, sehingga akan lebih sulit "maklumnya" saya keluar. Masalah lainnya adalah akan amat sulit sekali memahami manusia, jika hal yang jelas-jelas ada di depan saya n jelas-jelas diutarakan saja, saya masih sulit melihatnya dan merasakannya dengan emapati. Weleh-weleh....(geleng-geleng lagi). Tiba-tiba saya merasa 10 kali lebih tua dari umur saya, dibanding kesadaran tua dengan anak-anak tadi yang saya ceritakan. Gara-gara mikirin gimana caranya empati n ngak terlalu banyak pake logika. Huuufff.

Saturday, April 9, 2011

Teman-Teman Menggila Les Bahasa Jepang (TTMLBJ)

Hei....hei...hei.....^-^

InsyaAllah dalam beberapa post ke depan n beberapa post ke belakang, saya akan dan sudah menceritakan beberapa aktivitas yang TTMLBJ dan saya lakukan. Jadi biar ngak bingung, maka saya akan berikan sedikit cerita nostalgia saya tentang pertemuan TTMLBJ.

Pulang naek boat, Lampu uk

Hehehe...karena awalnya kami bersua di sebuah tempat les bahasa Jepang (saya: Juza, K'Irma, K'Rahmi, K'Mutia, K'Anggun dan Oya), maka saya, secara tidak resmi menyebutnya sebagai Teman-Teman Menggila Les Bahasa Jepang (TTMLBJ). Sebenarnya awal bertemu kami bukan hanya di tempat les, k'Mutia (saya kenal karena k'mutia adalah kakak leting saya dan sekaligus anak teman orang tua saya), Oya (kami pernah sekelas dulu pas MIN dan setelah sekian lama bersua kembali), k'Irma n k'Rahmi (pure baru kenal), k'Anggun (juga baru kenal n awal'a adalah anak baru di kelas kami). Kegiatan belajar mengajar berlangsung normal n belom ada tanda-tanda kegilaan. Tentu saja dalam kelas itu ada beberapa teman lain yang ikutan les. Tapi entah knapa kami sudah dekat berenam.

Another session at Lampu uk

Dimulai dari jalan-jalan pulang les bareng yang berakhir di pantai. Kemudian berlanjut ke beberapa tempat lainnya.  Hingga akhirnya menjadi agenda rutin jalan-jalan. walau kemudian ada yang muncul n pergi, k'Rahmi udah jadi istri pangerannya, ehhehe. Tapi muncullah Cuex (adek leting MAN plus temen kuliah saya). Walau si cuex jarang ikutan tapi dia tetap kadang-kadang ikut kalau berkesempatan. Karena tidak mungkin jalan-jalan terus, kemudian kegiatan berubah menjadi blajar bareng kembali bahasa Jepang (meluruskan niat awal). Lama-lama melenceng lagi jadi blajar merajut dan berbagai kerajinan tangan bersama-sama, saling mengajari keahliannya. Setelah itu ada juga sesi belajar memasak kue n penganan nikmat lainnya, mulai dari yang khas jepang hingga yag khas indonesia. Namun tetap sekali-kali diselingi jalan-jalan. Tak lupa pula kegilaan kopi mengkopi n nonton film, video dan musik jepang, korea, dan china di obral di kesempatan bersama ini. Pastinya agenda-agenda ini diisi dengan kegilaan yang luar biasa ampuh menghilangkan stress. Tak lupa pula sesi foto-foto yang amat mendominasi. Hihihi.

Menggila ujan-ujan di belakang kantor k'Irma

Hingga sekarang udah cukup lama kami bersama, kira-kira 1,5 tahun ada ngak ya? Lupa juga. Hmm...Tapi nama resmi buat kelompok ini belom ada. Sempat terpikir untuk membuat sebuah nama ketika kami bersama-sama membuat kegiatan Bazar Peduli untuk Tangse, yang saat itu sedang dilanda musibah (dengan berjualan makanan, kue, rajutan dan hasil kerajinan lain termasuk hamster ternakan k'Anggun), tapi akhirnya hingga acara itu selesai kami belom punya nama. Hehehe...

Bazar Peduli Tangse, Taman Sari

Tapi ada begitu banyak hal yang saya dapat dalam group ini yang tak terkira n sangat berharga. Benar-benar sebuah group yang terbentuk dari latar belakang berbeda, umur jelas jauh berbeda, dan perbedaan lainnya, tapi ada satu kesamaan awal dari kami semua, yaitu menyukai bahasa Jepang. Hingga akhirnya satu kesamaan itu memunculkan kesamaan lainnya n perbedaan lainnya yang mebuat kami tetap bersama.

Banana Boat at Lampu uk

Semoga kebersamaan ini diridhai oleh Allah dan tetap abadi karena kehendak-Nya. Saya sangat berharap ada manfaat bagi sesama kami dan juga untuk orang-orang di sekitar kami karena kebersamaan ini. Semoga... Al fatihah, amiiin.....>.<

Benteng peninggalan Jepang, Sabang

Hahaha......

Yuhuuuuiiii.....Assalamu'alaikum....
Hari sabtu yang menyenangkan dengan penuh kisah lucu. Jadi ceritanya setelah kuliah pagi yang seru banget karena kami ngebahas tentang Dissociative Identity Disorder (DID) dalam mata kuliah Kesehatan Mental. Dilanjutkan dengan ngeliat cuplikan film Sybil dan dosen kami tercinta nerangin dinamika kepribadiannya yang luar biasa buat saya pingin donlot n nonton tu film.




Setelah selesai kuliah saya dan kawan-kawan makan siang karena akan ada kuliah lagi jam 2 siang. Sepulang makan siang, di parkiran, kami ketemu dengan dua kawan kami yang hendak ke toilet prodi tetangga (maklum di toilet prodi kami itu jarang ada air'a, apalagi sabtu yang udah kayak hari libur lokal bagi FK). Ceritanya dua kawan kami ini badannya kuruuuuuuussss banget...hehehe. Setelah lucu-lucuan n tragedi si rahmi yang buang-buang KTM, SIM, KTP n STNK. Maka kami bubar, yang ingin ke toilet lanjut yang mau masuk kelas lanjut. Eh, tapi...tiba-tiba terdengar suara anjing yang cukup rame menyalak ngeri. Setelah ngedarin mata ke sekeliling ternyata terlihatlah dua kawan kami (yg niat ke toilet) di gonggongi 5 ekor anjing yang sedang sunbathing. Kami kontan ketawa (maaf ya jangan ditiru....:p). Mereka berdua lari terbirit-birit dengan lucunya.



Terus tiba-tiba si umay manggil dua kawan itu dengan keras n bilang, "Alahai apa ngak di gonggong anjing, tulang smua kalian", bukan kontan lagi kami ketawa, tapi kreditlah kami tertawa ngakak ngak abis-abis sampe masuk kelas, sambil ngebayangin kawan yang dua tadi sebagai tulang tengkorak berjalan di depan anjing-anjing gaul yang kelaparan. Maaf ya kawan tapi emang pasti amat menggiurkan bagi si anjing. Hihihi....




Arigatou.. Visit Again Yaa... ~