Wednesday, February 26, 2014

Chef Gagal.... :P

Assalamu'alaikum..... Untuk para Ibu atau siapapun di dunia ini yang sedang mengerjakan tugas domestiknya, Saya do'akan dimudahkan, diberi kesabaran dan diberi kebahagiaan tak terbatas! Amiiiin

Do'a ini dilatarbelakangi oleh kejadian tadi pagi:

Pagi ini mamak saya menelfon. Menanyakan saya dimana. Kemudian menyuruh saya segera pulang. Sekaligus menitahkan saya untuk memasak. Ya! Memasak!! Pasalnya, mamak saya sedang pergi ke dokter mengantarkan nenek saya yang sakit. Ternyata antriannya ramai sekali, sehingga tidak akan sempat memasak untuk makan siang. 


Awalnya hanya dititahkan memasak nasi. Bukan perkara sulit, pikir saya, kan ada magic jar!  Hahaha. Tapi ternyata mamak saya dengan suara meyakinkan menyuruh saya memasak kuah tumis ikan. Saya awalnya santai, sambil bertanya, bumbunya udah ada kan? Tinggal masak saja kan? Ternyata jawabannya belum ada dan saya harus meraciknya sendiri. Apaaaa??? "Kalau rasanya entah kayak apa, terima aja ya?" balas saya. Kemudian tidak hanya itu, mamak saya juga titip agar ikannya juga di goreng beberapa ekor. Telepon pun putus, pulsa saya habis!!


Kemudian saya segera beranjak pulang. Di jalan, saya berusaha memanggil ulang memori-memori saat saya memasak bersama mamak. Me-recall segala bumbu yang diperlukan dengan mencocokkan beberapa nama yang disebutkan mamak saya tadi di telpon. Sesampai di rumah saya memasak nasi. Menyiapkan bumbu sambil mengira-ngira. Hingga akhirnya saya memutuskan menggoreng ikan terlebih dahulu. Dan yang terjadi adalah ikannya Lengket! Jadilah ia ikan crispy, akibat dagingnya yang terburai kemana-mana. Penampakannya? Buruk rupa! Sedikit putus asa, saya memulai ritual menumis untuk kuah ikan. Setelah semua bahan dimasukkan saya mulai ragu sebanyak apa saya harus menambahkan air. Takut salah akhirnya takut-takut saya tambahkan air juga. Kebingungan tidak berhenti di situ. Saya lagi-lagi bingung, yang namanya sudah masak itu bagaimana? Fiuuuuh. Akhirnya saya merasa kuahnya, menambah garam dan membiarkannya sedikit lama. Takut ia tidak masak betul. Maka selesailah tugas Chef dadakan, Gagal!


Saat mamak saya pulang, saya membuat pengakuan kalau ikannya rusak total. Mamak saya menuju dapur, merasa sedikit kuahnya dengan ujung sendok. Kemudian mengatakan kalau rasanya enak, hanya kurang air sedikit. Kemudian menjelaskan bahwa ikannya lengket karena panci yang saya gunakan baru digosok kemarin, makanya lengket.

Terlepas dari komen mamak saya, saya tau benar bahwa rasanya tidak enak, walau masih layak untuk dimakan. Masalah ikan yang lengket juga karena saya menaruh ikan yang terlalu banyak dengan minyak yang sedikit di penggorengan. Tapi mamak saya selalu memuji. Tidak hanya kali itu. Tapi juga kali yang lain. Mamak saya ingin agar saya tidak putus asa dan terus mencoba. Nahhhh....luar biasa sekali mamak saya ini!!

Dalam satu keluarga, yang paling tidak bisa masak itu adalah saya. Kalau kata adik dan kakak saya, masak indomie saja saya tidak enak. Indomie kakak saya dan adik laki-laki saya mah lebih top markotop. Jadi kalau mereka masak, saya senang bisa minta sepiring kecil. Hahahah! Hal ini bukan karena saya tidak pernah masak! bahkan saya yang paling sering membantu mamak memasak. Kalau kata orang sih, tangannya bukan tangan masak. Hahaha :p Kalau saya yang masak indomie, saya sendiri tidak sanggup menghabiskan 1 bungkus (sangking ngak enak). Makanya jika makan mie di luar, saya senang pesan indomie. Soalnya enak. Malah pesan 2 porsi. hehehe.*Terutama di kantin kampus tercinta, pesanan favorit saya itu indomie.


Saya ingat, dulu mamak saya pernah bilang, "Kek mana ni anak mamak ngak bisa masak, kalau udah punya s*a*i kek mana?".
Saya jawab, "Dek lia cari *u*m* koki nanti mak!" Hahahha.
Jawaban kakak saya, "Kita rantangan nanti sama mamaknya!" (note: "nya" refers to the future someone).
Hahahhaha. Penyelesaian paling oke, kalau ngak dapat koki! Kwkwkkw.
Dan ngakak lah kami bedua mamak sampai sakit perut.

Well, terlepas dari saya yang menjadi koki gagal hari ini, saya mengambil banyak pelajaran dari kesabaran mamak saya melatih anaknya memasak. Mamak saya yang selama ini memasak untuk keluarganya dengan penuh ikhlas. Juga kepada Ibu-ibu, bapak-bapak, anak-anak lain yang bertugas memasak di seluruh dunia! Saya acungkan 4 jempol saya. Salute!


*Salam wink untuk koki ganteng.... :p


Photo:
www.racket.deviantart.com
www.somecallmejem.com
www.depositphotos.com

4 comments:

Muhammad Haekal said...

hahahaha. lawakkkk.
btw, qe belom bs masak bisa jadi bukan karena tangan, tapi lidah: definisi kelezatan di lidah qe beda dengan lidah orang. karena kebanyakan masak korea kali ya :P

Yotsuba said...

hahahha....well, kalau cuma lidah aku mungkin salah. tapi kalau lidah satu keluarga kayaknya ngak salah. Hahaha.
btw aku pemakan masakan korea bukan masak. :p

Anonymous said...

Hehehehe lucu juza.
gk papa belajar masak teros, gk bisa sekarang nanti kalo udah k*w*n bisa sendiri kya kk ahahahahaha
(K. Risya)

Yotsuba said...

ahhahahha...kalau K. Risya yang bilang pecaya kami. Udah dari yg pengalaman soalnya. baiklaah... jz akan semangat belajar....hihiihihih

Post a Comment

Arigatou.. Visit Again Yaa... ~