Srttt.....srtttt...srtttt.....
Itu yang terdengar di
telinga saya malam ini, tiba-tiba!
Mungkin sebagian orang
kerap mendengar krik...krik...krik.....
Tapi saya mendengarnya
berbeda!
Karena penasaran dan tiba-tiba
merasa takut kembalinya serangan rayap di sekitar saya, sayapun mencari sumber
suara itu. Saat berjalan megelilingi kamar, serasa dekat sekali. Saya pun
keluar menuju dapur, suaranya menjauh. Akhirnya saya memutuskan melihat ke
halaman depan rumah. Ternyata benar, suaranya dari halaman tetangga saya yang
sudah lama tidak dihuni itu, hampir 9 tahun, semenjak setelah tsunami. Ilalang di
depan halaman itu terlihat sudah panjang. Suara-suara tadi berasal dari ilalang
itu. Suara jangkrik! Saat saya mendekat, harmoninya terdengar syahdu, sesekali
ditimpali suara burung. Terdengar mereka seolah banyak sekali. Tentu saja saya
tidak bisa melihatnya, selain gelap, ilalangnya juga terlalu panjang.
Tiba-tiba saya berharap
sesuatu muncul, dari lubuk hati yang terdalam saya berdo’a agar dapat
melihatnya kembali. Bayangan saya flashback menuju masa lalu. Malam-malam
gembira saat saya menginap di rumah saudara saya, saat itu saya masi murid MIN.
Malam menjadi istimewa, kami berkumpul duduk di bangku kayu panjang menikmati
keindahan malam yang ditemani makhluk kecil yang terang bersinar bernama
kunang-kunang. Saya dan sepupu saya selalu berusaha menangkapnya,
melepaskannya, memasukkannya dalam gelas, kemudian melepasnya lagi. Sepupu saya
yang kecil akan takut-takut mencoba memegangnya, mencoba menutup gelas berisi
kunang-kunang dengan telapak tangannya yang kecil. Orang dewasa di sekeliling
kami akan tertawa melihat ekspresi geli-geli suka sepupu saya.
Aaaahh....membuat saya berkaca-kaca. Saya berdo’a dengan sangaaat kepada Allah
agar saya benar-benar dapat melihat kunang-kunang lagi. Amiiin...(>_<). Entah mengapa, kunang-kunang selalu mampu men-switch mood dan jumlah produksi cairan mata saya meningkat. Terlalu banyak cerita yang disimpan oleh serangga ini. Cerita-cerita yang hanya akan berpendar jika disinari cahaya kunang-kunang.
Saat sedang asik mengingat kunang-kunang di tengah suara jangkrik, tiba-tiba senyap, suara jangkrik menghilang sempurna. membuyarkan semua kenangan saya. saya melihat ke sekeliling, sepi sekali. Bulan bersinar cukup terang dengan sedikt awan, hampir sempurna karena hari ini tgl 14 dari hitungan bulan langit. Bintang berkelap-kelip seolah berbicara. Keasikan saya disambut suara sepeda motor yang lewat. setelah jauh dan suaranya tidak terdengar lagi. Saya memutuskan masuk. tapi kemudian, jangkrik kembali berbunyi, seolah mengatakan "jangan pergi". Sadarlah saya, ternyata tadi dia berhenti karena kemesraan kami tergangu, dia sensitive sekali dengan "keberadaan lain" entah suara atau getaran atau apa, saya juga tidak tahu. Saya memutuskan untuk memperhatikan dengan seksama. setiap kali ia berhentik berbunyi pertanda beberapa menit lagi akan lewat kendaraan, begitu pikir saya. Benar saja, selang beberapa jam, dia berhenti lagi. beberapa menit kemudian sebuah kendaraan lewat. Ternyata begitu. Saya pun memutuskan benar-benar masuk. mendengarnya dari kamar saja. Kemudian saya berpikir lagi, dia tidak terganggu dengan kehadiran saya, tidak juga dengan suara-suara lain saat suatu barang jatuh karena kucing. Hmmm.... Mungkin mbah google punya jawabannya.
Sudah dulu, sudah malam dan kali ini rayuan pulau kapuk terlihat menggoda, ditambah lagi orkestra jangkrik yang terus menemani saya malam ini (semakin malam suaranya semakin jelas dan terdengar krik krik, tidak lagi srtt, srrt).
*Salam Hotaru (Japanese untuk kunang-kunang)
Ini adalah foto dari drama jepang Hotaru No Hikari, Drama kesukaan saya. Ini adalah beranda belakang rumah yang benar-benar sesuai dengan impian saya, pancuran bambu, pohon yang lebat, jangkrik, dan yang membuatnya sempurna adalah kunang-kunang. Plus ditemani cemilan semangka, Sempurna!
Note: Semua foto dari paman Google.
0 comments:
Post a Comment