Alhamdulillah atas segala nikmat yang Allah berikan.
Akhirnyaaaa......Tadaa......Saya telah diwisuda dari kedua Universitas tempat saya menimba ilmu.
This is a very late post actually. Hahaha. Maafkan.
Post ini sebenarnya sudah saya janjikan di post sebelumnya, tapi ternyata yang men-trigger post ini muncul hari ini.
Tadi pagi, sepulang dari sekolah (aktivitas saya sekarang berkaitan dengan sekolah) saya harus pergi ke suatu tempat yang dekat dengan pasar. Saya memarkirkan kendaraan saya, kemudian menyelesaikan kepentingan saya. Setelah selesai saya kembali ke parkiran dan hendak pulang. Tiba-tiba, bapak parkir yang membantu saya mengeluarkan motor saya menyapa dan akhirnya memberi nasihat singkat sambil tersenyum ramah.
"Kuliah yang rajin dan bagus ya nak, kasihan orang tua dirumah".
Bagi saya ini nasihat paling luar biasa, saya iyakan perkataan si Bapak dan membalas senyuman ramahnya, berterima kasih, kemudian melanjutkan perjalanan saya.
Hari ini, seperti hari-hari biasanya saya kesekolah, saya mengenakan ransel dan baju batik. Si Bapak mungkin mengira saya mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas di daerah itu. Memang keperluan saya saat itu adalah mengambil gambar sebuah bangunan di dekat tempat parkir tersebut. Mungkin si Bapak memperhatikan apa yang saya lakukan.
Kemudian, diperjalanan saya sadar, saya sudah bukan mahasiswa lagi, Alhamdulillah, saya sudah tamat. Dan saya berharap kelulusan saya bisa menjadi salah satu hadiah bagi kedua orang tua saya.
Saya menyelesaikan kuliah saya di Jurusan Psikologi Universitas Syiah Kuala dan diwisuda pada bulan February 2015, dan beberapa bulan kemudian, tepatnya Agustus 2015, saya menyelesaikan kuliah saya di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Negeri Ar Raniry. Alhamdulillah.
Menyelesaikan sekolah atau perkuliahan saya akui jauh sangat lebih berat dibandingkan proses masuk dan kuliah itu sendiri. Namun, hanya dengan izin Allah lah saya akhirnya selesai juga. Tak lepas semangat, bantuan, dukungan dan do'a dari orang tua dan keluarga yang tiada putus, teman-teman, sahabat, para dosen yang mungkin sudah bosan melihat muka saya yang wara wiri terus di kampus sampai 7 tahun, Hahahahha.
Ya, saya berkuliah di dua tempat dalam waktu yang hampir bersamaan, salah satu dapat saya selesaikan dalam waktu 5 tahun dan yang satunya lagi 7 tahun. jelas bukan waktu yang singkat, tapi sangat berarti bagi saya. jalan anjang yang mengubah banyak hal dari saya yang dulu menjadi saya yang sekarang. Terima Kasih.
Kalau ditanya bagaimana bisa akhirnya menyelesaikan keduanya, maka jawaban saya adalah: Rasa tanggung jawab pada orang tua. Ada tanggung jawab besar untuk menyelesaikan apa yang telah saya mulai.
teman teman di psikologi pernah bilang, "kalau lagi skripsi di psikologi ini, ngak sah kalau belom pernah nangis". memang proses skripsi di jurusan satu ini terkenal sulitnya, saat itu saya cuma bisa nyengir, belom kena masa-masa dimana saya harus nangis. Saat itu saya sedang penelitian. Hingga akhirnya datang juga hari itu. Ya, hari saya menangis karena skripsi akhirnya tiba. Tepat satu hari sebelum saya sidang. Saya saat itu sedang KKN (salah satu mata kuliah pengabdian masyarakat di jurusan bahasa Inggris) di Montasik, salah satu daerah di Aceh Besar, kira-kira 45 menit perjalanan dari Banda Aceh. Sehari sebelum sidang, saya di Montasik, ada sebuah acara yang harus diselesaikan, baru selesai jam 6 sore, selesai beres-beres, saya izin kepada Pak Keuchik untuk kembali ke Banda Aceh, karena besok pagi-pagi jam 8 saya sidang skripsi di Psikologi.
Sore itu mendung, gerimis dan kelabu, dengan sedikit khawatir, akhirnya istri pak Keuchik melepaskan kepergian saya dengan do'a agar saya selamat hingga sampai dirumah. Dalam perjalanan panjang mengendarai motor yang hujan itu, pemandangan senja begitu indah, tiba-tiba air mata saya mengucur deras, rasa syukur, lega dan lelah berkumpul jadi bulir-bulir air mata yang seolah tak mau berhenti. Sepanjang perjalanan 45 menit saya benar-benar dikucur air mata. beberapa flashback yang mulai muncul saya tepis kuat-kuat, karena amat berbahaya, malam mulai datang, perjalanan hujan, jalanan yang licin, bisa-bisa cerita hidup saya berakhir di jalan ini. Saat itu terbersit sebuah keikhlasan dan kelegaan, kalaupun saya meninggal saat ini, maka saya mohon ampun atas dosa-dosa saya pada Allah, dan berharap orang-orang yang pernah saya sakiti memaafkan saya. Benar-benar 45 menit yang panjang. Banyak sekali hal yang benar-benar berkesan dari tiap perjalanan Montasik-Banda Aceh ini. Teringat perkataan teman-teman dan adik leting yang saat itu bersama-sama menyelesaikan skripsi, "Kak Juza enak kali dia, lancar, mulus aja jalannya, seminggu lagi mau sidang, masi senyum-senyum datang ke kampus, dosennya enak, kami mau juga kayak kak Juza, tukaran kita yok!". Saat itu saya hanya bisa senyum-senyum sambil mensehati, "Semuanya punya susahnya masing-masing, tergantung kita lihatnya, kalau kita lihat bagian yang baiknya, kita pasti banyak bersyukur". Dan tiba-tiba di perjalanan malam itu, kesulitan-kesulitan yang saya hadapi berkumpul dalam sebuah tangisan panjang. Sebuah kelegaan telah melalui semuanya yang akhirnya saya sekarang dalam perjalanan menuju gerbang keluar perjalanan panjang saya. Sidang Skripsi. Kalau melewati jalan itu kembali, saya suka mellow, hihihihi.
Apakah saya pernah menyerah, tentu saja pernah, saat menyelesaikan skripsi dan mengupayakan segala syarat kelulusan di jurusan bahasa Inggris. Saya benar-benar menyerah, mengiklaskan semuanya, tanpa perlu ijazah, saya merasa ilmu yang saya dapat sudah lebih dari cukup. Kemudian orang tua saya menolak, saya harus menyelesaikannya, "coba semampunya, hingga hari terakhir batas perkuliahan (di hari terakhir semester 14). Jika akhirnya tidak selesai, ya apa boleh buat". begitu pesan orang tua saya, saat saya mengutarakan niat saya untuk mengiklaskan ijazah saya, 3 bulan sebelum semester 14 berakhir. Saat itu saya sedang mengerjakan skripsi, namun jiwa saya telah menyerah. Semua dosen, teman, sahabat, keluarga dan orang-orang yang saya kenal, seolah serempak berpaduan suara, menyanyikan lagu yang judulnya "Sedikit lagi Juza, jangan nyerah". Itu-itu terus sampai saya benar-benar mampu mengembalikan jiwa optimis saya saat menyelesaikan bab-bab terakhir skripsi saya.
Jika sekarang ditanya, setelah semuanya selesai, apakah kuliah itu menyenangkan? maka saya akan menjawab iya, sangat menyenangkan. Bagi saya, belajar merupakan hal yang paling meyenangkan. mulai dari masuk kuliah, belajar menyesuaikan diri, proses perkuliahan, ujian, lari sana sini karena harus mengejar mata kuliah di dua tempat, dll. Semuanya menyenangkan. hanya ada dua hal yang tidak meyenangkan dari perkuliahan Tugas dan Skripsi. Tidak menyenangkan, stress berat, tapi amat santa banyak hikmahnya, pelajarannya, dan menjadi bekal yang luar biasa saat ini. Jadi tidak akan rugi, walau mau tidak mau harus dilalui. hehehe
*Maaf ya, ceritanya loncat sana sini, pikiran sedang harus bercabang, hanya ingin menyampaikan kabar bahagia dan terima kasih yang terlambatnya ngak ketulungan. Hihihihi.
Maaf belepotan, sedang malas edit, nanti-nanti dibaca ulang dan diedit ya. hahaha
*Salam Wisuda....O_~